The Seven Lakes Festival 2025: Tiris Menjemput Asa, Probolinggo Bergerak dari Kemiskinan

27

Probolinggo (WartaBromo.com) – Hamparan Ranu Segaran di Kecamatan Tiris menjadi saksi kemeriahan seremoni pembukaan The Seven Lakes Festival 2025, Sabtu (8/11/2025).

Dalam suasana sejuk khas kaki Gunung Argopuro, puluhan model berjalan anggun di atas catwalk terapung, mempersembahkan parade batik tepi ranu yang memukau ratusan penonton.

Ragam motif batik lokal, termasuk batik Probolinggo yang terinspirasi dari kisah legenda Dewi Rengganis, tampil menawan dalam balutan busana modern.

Festival yang digagas Pemerintah Kabupaten Probolinggo ini bukan sekadar ajang wisata, melainkan momentum kebangkitan ekonomi masyarakat pedesaan.

“Kabupaten Probolinggo masih termasuk daerah termiskin di Jawa Timur, padahal potensi wisatanya luar biasa,” ujar Bupati Mohammad Haris saat membuka acara.

Menurut Bupati Haris, The Seven Lakes Festival diharapkan menjadi titik balik dalam mengentaskan kemiskinan, khususnya di wilayah selatan Probolinggo seperti Kecamatan Tiris dan Krucil.

Kedua kawasan ini memiliki kekayaan alam yang belum tergarap maksimal, mulai dari tujuh danau alami hingga air terjun dan jeram sungai Pekalen yang sudah dikenal wisatawan.

“Dengan potensi tujuh danau, tujuh air terjun, dan jeram Pekalen, kami yakin Tiris bisa tumbuh menjadi destinasi unggulan. Dari sini, kebangkitan ekonomi warga akan dimulai,” kata Haris optimistis.

Pemerintah daerah, lanjutnya, tengah mendorong pengembangan kawasan Argopuro menjadi poros wisata baru Probolinggo.

Konsepnya terangkum dalam strategi “3B” — Bromo, Bremi, dan Bentar — yang diharapkan menjadi trilogi wisata alam andalan daerah ini.

Bupati Haris menegaskan bahwa arah pembangunan pariwisata Probolinggo kini berfokus pada ekowisata (ecotourism) dan sport tourism.

Dua konsep itu diharapkan mampu menjaga kelestarian alam sekaligus menggerakkan ekonomi lokal secara berkelanjutan.

“Kami ingin wisata bukan hanya hiburan, tapi juga ruang untuk hidup sehat, menjaga lingkungan, dan memberdayakan masyarakat,” ujarnya.

Gelaran festival ini juga diisi dengan berbagai kegiatan budaya, kuliner lokal, hingga lomba fotografi alam. Tak hanya warga sekitar, wisatawan dari Malang, Surabaya, hingga Banyuwangi turut meramaikan acara tersebut.

Antusiasme Pengunjung dan Harapan Baru

Selain pertunjukan budaya, festival ini juga disertai dengan bazar UMKM, pameran kuliner tradisional, hingga pentas musik etnik.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo berharap kegiatan ini mampu menggairahkan ekonomi warga sekitar.

“Harapannya, makin banyak wisatawan datang dan ekonomi warga ikut naik,” tutur Mahrus, warga setempat.

Sambutan masyarakat terhadap penyelenggaraan festival cukup positif. Sejumlah pengunjung menilai kawasan Ranu Segaran kini terlihat lebih tertata berkat peremajaan infrastruktur di sekitar danau.

“Dulu fasilitasnya terbatas, sekarang lebih bersih dan rapi. Pemandangannya indah sekali,” ujar Shela (24), wisatawan asal Malang.

“Apalagi parade batik di atas air, itu ide yang keren banget,” tambahnya.

Festival ini menjadi bukti bahwa kawasan selatan Probolinggo menyimpan pesona besar untuk dikembangkan.

Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, Tiris perlahan menapaki jalan baru: dari desa miskin menjadi kawasan wisata berkelas yang menumbuhkan harapan. (lai/saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.