Kronologi Video Kades Balunganyar Rekam Pasien Meninggal yang Tak Dapat Fasilitas di RSUD Grati

52

Lekok (WartaBromo.com) – Sebuah video yang memperlihatkan warga menandu jenazah menuju ambulans di RSUD Grati, Kabupaten Pasuruan, viral di media sosial dan menuai beragam reaksi publik. Peristiwa yang terjadi pada Rabu (12/11/2025) itu ternyata melibatkan Kepala Desa Balunganyar, Kecamatan Lekok, Sholeh.

Dalam video berdurasi lebih dari satu menit tersebut, tampak beberapa warga menandu jenazah dari lantai dua rumah sakit menuju ambulans desa yang terparkir di halaman. Mereka menggunakan tandu seadanya, tanpa terlihat adanya bantuan petugas maupun fasilitas resmi rumah sakit seperti gledekan (kereta dorong jenazah).

Diketahui, jenazah yang dibawa adalah Apriliani Wenny (26), warga Desa Balunganyar, yang meninggal dunia setelah dua hari menjalani perawatan akibat demam berdarah dengue (DBD) di RSUD Grati.

“Itu juga saudara saya. Sudah dua hari dirawat di RSUD Grati karena demam berdarah,” ungkap Sholeh kepada WartaBromo, Kamis (13/11/2025).

Sholeh menceritakan, dirinya datang ke RSUD Grati dengan membawa ambulans desa untuk menjemput jenazah. Namun, sesampainya di lokasi, ia mengaku panik dan kecewa karena merasa tidak segera mendapatkan bantuan fasilitas dari pihak rumah sakit untuk memindahkan jenazah.

“Saya sempat meminta izin meminjam kereta dorong pasien, tapi rupanya ada miskomunikasi. Pihak rumah sakit mengira saya mau membawa kereta itu pulang, padahal cuma ingin dipakai sebentar untuk mengantar jenazah ke ambulans,” jelasnya.

Kepanikan dan emosi sesaat membuat Sholeh akhirnya merekam peristiwa tersebut menggunakan ponselnya. Video itu kemudian tersebar luas di media sosial hingga menjadi viral.

Namun belakangan, Sholeh menegaskan bahwa tindakannya bukan untuk mempermalukan pihak rumah sakit. Ia menyesal dan mengakui bahwa kejadian itu terjadi karena miskomunikasi antara dirinya dan petugas RSUD Grati.

“Jujur, saya panik karena yang meninggal ini keluarga saya sendiri. Tapi saya sadar, tindakan saya kemarin kurang tepat. Saya sudah minta maaf kepada pihak rumah sakit, dan mereka juga menerima dengan baik. Ini jadi pelajaran agar komunikasi bisa lebih baik ke depannya,” tutur Sholeh.

Ia pun berharap masyarakat tidak lagi memperpanjang polemik ini. Ia menilai, kejadian tersebut justru menjadi momentum bagi semua pihak untuk memperbaiki komunikasi antara masyarakat dan tenaga medis di rumah sakit.

“Yang penting sekarang sudah selesai dan saling memaafkan. Ke depan, kita semua berharap pelayanan dan komunikasi bisa lebih baik lagi,” tuturnya. (don)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.