Merasa Disudutkan, Guru ASN Tosari Sebut Pernyataan Bupati Pasuruan Tidak Bijaksana

23
Foto: tangkapan layar, Nur Aini dan Lawyer Cak Sholeh

Pasuruan (WartaBromo.com) – Kasus seorang guru ASN di Tosari kembali memanas. Nur Aini, guru di SDN Mororejo II Kecamatan Tosari yang sempat viral karena disebut jarang masuk mengajar hingga harus menjalani sidang disiplin, akhirnya angkat suara. Ia merasa kecewa atas pernyataan Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, yang ikut merespons kasusnya setelah ramai dibahas di media sosial.

Nur Aini menilai Bupati memberikan pernyataan secara tidak utuh karena hanya mendengar keterangan dari satu pihak.

“Jujur saya kecewa dan menyayangkan adanya pernyataan Pak Bupati. Seharusnya beliau meminta keterangan dulu kepada saya, sehingga tidak berdasarkan keterangan satu pihak yang akhirnya terkesan memojokkan saya,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp pada Selasa (18/11/2025).

Menurutnya, sebagai kepala daerah, Bupati seharusnya lebih berhati-hati dan bijak dalam merespons masalah yang sedang dialami warganya.

“Sebagai orang nomor satu, beliau mestinya bisa lebih bijak dalam menyikapi persoalan rakyatnya,” tambahnya.

Nur Aini juga menyinggung ucapan Bupati yang menurutnya menjatuhkan nama baiknya.

“Pernahkah bupati memanggil saya? Mengajak ngobrol saya? Menanyakan bukti saya? Dari kata-kata beliau sangat tidak pantas menjatuhkan saya, padahal saya tidak pernah menjatuhkan beliau,” ungkapnya.

Ia bahkan menyebut pernah menjadi pendukung dan bagian dari tim pemenangan Bupati pada masa pilkada.

“Saya dulu memilih beliau, jadi tim sukses beliau. Sekarang beliau tidak mengayomi warganya,” ujarnya.

Ia juga menilai ucapan Bupati yang menyebut dirinya terlibat dalam persoalan yang belakangan ramai dibahas justru memperkeruh keadaan.

Nur Aini juga membantah tudingan bahwa dirinya jarang masuk mengajar. Ia menegaskan selalu hadir dan menjalankan tugas sebagaimana mestinya.

“Isu saya jarang masuk itu tidak benar, Maa. Saya selalu masuk mengajar, tapi absensi saya dimanipulasi kepala sekolah,” jelasnya.

Ia mengaku memiliki konflik personal dengan kepala sekolah sejak tahun 2022. Permasalahan itu bermula ketika identitasnya diduga dipakai kepala sekolah untuk meminjam uang di koperasi dengan cara memalsukan tanda tangannya. Akibatnya, gajinya dipotong setiap bulan, padahal ia tidak pernah merasa meminjam.

“Masalah itu awalnya karena kepala sekolah memakai identitas saya untuk pinjam di koperasi dengan memalsukan tanda tangan saya. Saya baru tahu saat gaji saya terpotong setiap bulan,” ungkapnya.

Sejak kejadian itu, ia mengaku absensinya mulai dimanipulasi seolah-olah tidak pernah masuk kerja.

“Sejak saat itu absen saya dimanipulasi seolah-olah saya tidak pernah masuk ngajar,” tambahnya.

Sebelumnya, Bupati Pasuruan, M Rusdi Sutejo turut menanggapi kasus guru SDN Mororejo 2 Kecamatan Tosari yang viral belakangan ini.

Orang nomor satu di jajaran Pemkab Pasuruan ini menghimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan isu-isu yang beredar. Menurutnya, apa yang disampaikan Nur Aini tak sepenuhnya benar.

Dia meminta Nur Aini kooperatif jalani pemeriksaan oleh Inspektorat dan mempertanggung jawabkan perbuatannya sebagai ASN.
Rusdi mengaku tidak ingin memperdebatkan masalah ini. Jika memang tidak bersalah, Rusdi meminta Nur Aini membuktikannya dalam sidang ASN. (fir/red)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.