Lumajang (WartaBromo.com) – Awan Panas Guguran (APG) yang kembali meluncur dari puncak Gunung Semeru pada Rabu siang memicu gelombang kepanikan baru di kawasan lereng gunung setinggi 3.676 mdpl tersebut.
Ingatan akan erupsi besar dalam beberapa tahun terakhir membuat ribuan warga memilih mengamankan diri lebih awal, sembari mengevakuasi barang-barang berharga yang masih bisa diselamatkan.
Dusun Kajar Kuning di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, menjadi salah satu wilayah yang paling sibuk sejak Kamis pagi.
Jalan-jalan desa dipadati warga yang mengangkut perabotan dan menyelamatkan hewan ternak mereka ke lokasi yang dianggap lebih aman.
Abdul Aziz, warga Curah Kobokan, termasuk yang memutuskan meninggalkan rumahnya untuk sementara. Ia membawa keluarganya ke rumah kerabat di Hunian Tetap (Huntap) Candipuro sambil mengevakuasi perabot yang tersisa.
“Kami memilih pergi dulu, takut ada APG lagi. Yang bisa kami lakukan hanya menyelamatkan barang-barang yang masih selamat,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).
Aziz mengisahkan bahwa banyak tetangganya melakukan hal serupa—menyelamatkan ternak, mengumpulkan dokumen penting, dan memindahkan barang rumah tangga agar tidak tertimbun material erupsi.
Ia sendiri sempat bermalam di Balai Desa Penanggal setelah anak dan istrinya ketakutan mendengar suara gemuruh gunung.
Firda, warga lain yang kembali pulang untuk mengecek kondisi rumahnya, mengatakan bahwa ia lebih fokus menyelamatkan ternaknya yang berada di dekat pemukiman.
“Saya kembali karena takut ternak saya kena APG. Kondisi desa kacau seperti erupsi-erupsi sebelumnya. Ada yang mengungsi, ada yang tetap bertahan, tapi semuanya waspada,” tuturnya.
Hingga saat ini, arus evakuasi mandiri masih berlangsung. Aparat desa, relawan, dan warga bekerja bersama memindahkan barang-barang berharga dan hewan ternak.
Sambil terus memantau aktivitas vulkanik Semeru yang belum sepenuhnya mereda. (lai/saw)





















