Lumajang (Wartabromo.com) – Erupsi Awan Panas Guguran (APG) gunung Semeru yang terjadi pada hari Rabu (19/11/2025) juga menyebabkan Kerugian besar di sektor peternakan. Pemerintah Kabupaten Lumajang mencatat jumlah ternak mati mencapai 100 ekor lebih, terutama di wilayah yang terdampak abu vulkanik dan panas guguran.
Data sementara hingga Kamis (20/11/2025) pukul 15.00 WIB menunjukkan, setidaknya ada 4 ekor sapi dan 139 ekor kambing-domba mati di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo,
Kerugian ini dinilai sangat merugikan warga karena sebagian besar warga lereng Semeru menggantungkan perekonomian pada hasil ternak. Oleh sebab itu, pemerintah mempercepat penanganan sektor peternakan untuk mencegah meningkatnya potensi kerugian baru.
Hingga Kamis sore, tim lapangan telah mengevakuasi 161 ekor kambing-domba dari dua wilayah paling dekat zona bahaya, yaitu Dusun Curahkobokan, Desa Supiturang, dan kawasan eks Dusun Kajarkuning yang kini masuk administrasi Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lumajang, Drh. Novianto Endra, menegaskan bahwa kerugian ini tidak hanya mengancam pendapatan harian warga, tetapi juga berpotensi memperlambat pemulihan ekonomi pascabencana.
“Kerugian ternak berdampak langsung pada ekonomi keluarga. Ketika hewan mati, sumber pendapatan warga ikut hilang. Karena itu, kami mempercepat intervensi melalui penyediaan pakan dan pemeriksaan kesehatan intensif,” ujar Endra, Kamis (20/11/2025).
Untuk meminimalkan kerugian lebih besar, Pemkab Lumajang mengaktifkan beberapa langkah darurat, antara lain distribusi cepat pakan ternak, pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin dan pendataan terstruktur untuk memetakan kebutuhan lanjutan. (rud/red)





















