Semeru Ngambek Lagi, Tanah Jawa Ada Apa?

41

Makanya patut lebih berhati-hati. Gunung Semeru itu kata simbah dulu, merupakan paku tanah Jawa. Kalau Semeru meletus hebat, orang Jawa harus waspada penuh. Bisa jadi akan ada apa-apa.

Oleh: Abdurrozaq

Obrolan di warung Cak Sueb, tidak seberapa gayeng seperti biasanya. Mahmud Wicaksono sejak tadi nampak murung menatap HP nya. Cak Paijo LSM nampak telpan –telpon entah siapa. Sepertinya sedang mengkondisikan demonstrasi entah dimana. Sedangkan Cak Manap dan Wak Takrip, sibuk menonton berita di televisi yang menyiarkan berita letusan gunung Semeru. Bukan berita dari stasiun televisi yang mereka tonton, namun video Youtube yang disambung ke layar televisi di warung Cak Sueb. Konon, meski sama-sama kurang akurat beritanya, menonton Youtube lebih seru. Karena konon juga, para youtuber bisa memposting video apa saja tanpa kode etik jurnalistik, sementara berita stasiun televisi, sudah sesuai pesanan. Konon begitu.

“Ya Allah sampai begitu ya?” seru Wak Tarkrip bergidik ngeri melihat awan panas di layar televisi.

“Sebulan meletus 127 kali, wak. Setahun sudah meletus 2.800 kali. Kali ini Semeru serius rupanya,” jelas Cak Manap, menjelaskan isi berita.

“Mau ada apa ya, cak? Dulu bapak saya pernah cerita, kalau sampai gunung Semeru meletus hebat, berarti tanah Jawa akan ada apa-apa,” ujar Wak Takrip menerawang.

“Ada lagi yang lebih mengerikan, wak,” ujar Mahmud Wicaksono tiba-tiba bersuara. Gempa besar dan tsunami, tinggal menunggu hari dan tanggalnya.”

“Sing genah, mas. Jangan menakut-nakuti,” jawab Wak Takrip.

“Sudah banyak beritanya, wak. Para pakar juga sudah lama memprediksi. Ini bukan ramalan dukun atau para indigo yang sering meleset. Ini berdasarkan data ilmiah. Para profesor yang rambutnya botak dan beruban itu yang bilang.”

“Menurut perkiraan, gempa bisa mencapai 8,7 SR dan tsunaminya bisa mencapai tiga puluh meter. Kalah tsunami Aceh,” lanjut Mahmud Wicaksono.

“Halah, dari dulu cuma prediksi, mas,” sela Cak Paijo LSM yang sudah selesai menelepon. “Paling ya cuma prediksi para youtuber agar penontonnya ramai. Mereka kan banyak yang menjual isu demi mencari uang adsens,” lanjutnya sinis.

“Ini BRIN dan BMKG kok yang bilang, cak. Mungkin saja belum sekarang, tapi siapa tahu pas kita ngorok dini hari tiba-tiba gempa dan tsunami sekaligus,” balas Mahmud Wicaksono tak kalah judes.

“Ya semoga tidak benar-benar terjadi ya?” timpal Cak Soleh las. Tapi, ini mungkin peringatan buat kita. Lha alamnya sudah panas begini. Manusia makin ugal-ugalan. Perjudian sudah jadi kebiasaan. Kalau dulu orang hanya min domino, tjap djie kie atau tombok togel, sekarang sambil main HP di kamar juga bisa. Kalau kalah juga tak main-main. Bisa menghabiskan rumah dan sawah. Zina, mabuk, tawuran, korupsi, sudah pol-polan sekarang.”

“Makanya, kami para aktivis lembaga, selalu berjuang mengawal proyek,” ujar Cak Paijo LSM bangga. “Kalau ada proyek yang dikerjakan tidak sesuai SOP, atau kalau ada pejabat publik yang semena-mena, kami akan mendemo mereka.”

“Tapi ya, harus tetap kritis sampai di meja hijau, cak,” sindir Mahmud Wicaksono. “Kalau sehabis demo diberi amplop terus diam, ya sama saja,”

“Kata siapa, jangan main fitnah sampeyan, mas,” protes Cak Paijo LSM.

“Bukan memfitnah, saya cuma mengingatkan.”

“Jangan asal menuduh ya, nanti terkena pasal pencemaran nama baik dan tindakan tidak menyenangkan, sampeyan,” kata Cak Paijo LSM berapi-api.

“Lha, mulai mengancan, kan? Mulai menakut-nakuti, kan?”

“Ada apa ini kok rame?” tegur Gus Karimun yang tiba-tiba muncul.

“Ini lho gus, Mas Mahmud asal menuduh. Katanya aktivis lembaga seperti saya suka menakut-nakuti orang,” kata Cak Paijo LSM mengadu.

“Halah, kalau sampeyan tak merasa ya tidak usah diambil hati. Entah kalau sampeyan memang merasa?” kata Gus Karimun seraya tersenyum penuh arti. Cak Paijo LSM terdiam. Cep.

“Kasihan ya sedulur kita di Lumajang?” ujar Gus Karimun mengalihkan pembicaraan.

“Letusan kali ini paling parah, Gus,” sahut Mahmud Wicaksono.

“Makanya patut lebih berhati-hati. Gunung Semeru itu kata simbah dulu, merupakan paku tanah Jawa. Kalau Semeru meletus hebat, orang Jawa harus waspada penuh. Bisa jadi akan ada apa-apa. Kita melihat berita di media sosial kan semakin ngeri? Ada pembongkaran makam, pesantren dihina, para kiai dicaci maki, orang terang-terangan menghina agama, pemimpin yang jujur selalu dijegal, UU perampasan aset tak juga disahkan, sementara UU yang kurang pro rakyat disahkan dengan sim salabim. Riba, judi, zina makin menjadi. Pembunuhan semakin sering terjadi. Saya khawatir, Allah sedang bersih-bersih seperti zaman para nabi terdahulu. Ada umat yang membangkang, disapu dengan angin puting beliung. Ada yang ditelan bumi, ada yang dipanggang dengan lava panas. Ya untungnya kita ini umat Kanjeng Nabi. Jadi meski maksiat bagaimana pun, adzab ditunda di akhirat kelak. Tapi kan, takutnya alam yang memohon kepada Allah untuk membersihkan hama sejarah, dan oleh Allah diizinkan.” Semua orang terdiam.

“Kita juga harus waspada lho, sepertinya tak lama lagi akan ada gempa besar dan tsunami. Makanya ayo kita perbanyak istighfar dan sholawat agar efeknya tak terlalu mematikan.” Seisi warung gemetar. Sebab jika sudah Gus Karimun yang bilang, seringnya jadi kenyataan. Kiai muda itu memang tidak neko-neko. Tidak mau dekat dengan pejabat dan tak bisa disogok, makanya tetap sakti dan waskito meski banyak kiai muda yang sudah hilang kesaktiannya.

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.