Pasuruan (WartaBromo.com) – Mengantisipasi gangguan arus lalu lintas di jalur pantura Surabaya–Pasuruan, BPBD Kota Pasuruan mulai mengebut normalisasi Sungai Petung. Langkah ini diambil karena setiap hujan deras turun, air dari wilayah hulu kerap meluber hingga menutup badan jalan dan masuk ke permukiman warga.
Kasi Kedaruratan BPBD Kota Pasuruan, Anang Sururin, mengatakan intensitas hujan yang meningkat dalam beberapa hari terakhir membuat potensi banjir makin tinggi. BPBD kemudian memetakan titik pendangkalan dan memutuskan pengerukan diprioritaskan di Sungai Petung.
“Jika debit dari hulu besar dan kondisi air laut pasang, luapan hampir pasti terjadi,” kata Anang, Kamis (27/11/2025).
Di Kota Pasuruan, terdapat tiga sungai yang menjadi titik kerawanan banjir: Petung, Gembong, dan Welang. Namun kajian BPBD menyimpulkan bahwa Sungai Petung adalah titik paling krusial. Ketika sungai ini meluber, dampaknya langsung terasa pada perkampungan sekaligus jalur utama pantura.
“Awal musim hujan saja sudah sekali meluber dan membuat lalu lintas pantura terganggu,” imbuhnya.
Normalisasi dimulai dari sisi selatan Jembatan Bok Wedi sepanjang 500 meter. Area ini menjadi titik kritis karena bagian bawah jembatan mengalami pendangkalan yang menghambat aliran air menuju hilir.
“Air tidak bisa lewat bawah jembatan karena dangkal. Itu yang sering menyebabkan luapan ke jalan,” jelas Anang.
Pengerjaan normalisasi tersebut ditargetkan rampung dalam sembilan hari. Selanjutnya, penanganan lanjutan berupa normalisasi tambahan dan pembangunan plengsengan akan dikerjakan UPT Balai Besar Wilayah Sungai pada 2026.
“Sudah masuk rencana kerja 2026,” pungkasnya. (don)





















