Tiris (WartaBromo.com) – Curah hujan tinggi di Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Kamis (11/12/2025), menyebabkan tiga jembatan runtuh dan memutus jalur utama. Lebih dari seribu warga kini terisolir.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Tiris sejak siang hari mengakibatkan debit air sungai meningkat tajam.
Kondisi itu menyebabkan tiga jembatan di kawasan Dusun Kedaton dan Sumber Kapong, Desa Andungbiru, rusak berat hingga putus total. Akses warga di tiga dusun pun terhenti.
Jembatan berukuran sekitar 12 x 3 meter di Dusun Kedaton, hanyut terseret arus begitu debit air meningkat.
Jembatan ini menjadi jalur utama menuju Dusun Sumber Kapong, Desa Andungbiru, Kecamatan Tiris serta dengan wilayah Desa Sumber Duren, Kecamatan Krucil.
“Jembatan ini menjadi satu-satunya akses bagi warga Sumberkapung. Lebih dari seribu warga kini tidak dapat keluar dari wilayah mereka,” kata Sekretaris Desa Andungbiru, Asrawi.
Ia menambahkan, jembatan tersebut juga digunakan oleh ratusan pelajar setiap hari. “Mulai SD sampai tingkat MA, semua melalui jalur ini. Dengan kondisi terputus, otomatis aktivitas pendidikan tidak bisa berjalan,” ujarnya.
Jembatan lain yang rusak berada di jalur penghubung antara Dusun Kedaton dengan Desa Tiris dan Desa Sumberduren, Kecamatan Krucil. Meski berukuran lebih besar—sekitar 20 x 2 meter—struktur itu juga tidak mampu bertahan dari derasnya arus.
“Seluruh jalur menuju Tiris dan Krucil tertutup. Tidak ada kendaraan yang dapat melintas,” tambahnya.
Di tengah situasi tersebut, kerusakan rumah warga juga dilaporkan. Sebuah rumah milik Muhammad Ali, warga Dusun Kedaton, terseret arus dan rata dengan tanah.
Agus Santoso, Bendahara Desa AndungBiru mengatakan penghuni rumah sudah dievakuasi sebelum arus menghanyutkan bangunan.
“Hampir semua barang di dalam rumah tidak tersisa. Tiga rumah lain juga mengalami kerusakan parah,” ujar relawan Tagana itu.
Menjelang malam, hujan masih turun meski dengan intensitas lebih ringan. Namun, aliran Sungai Pekalen belum pulih karena tersumbat material kayu dan sampah, menimbulkan kekhawatiran akan kiriman air dari hulu.
“Kondisi air masih fluktuatif. Kami terus berjaga untuk memastikan tidak ada kenaikan mendadak,” kata Agus.
Relawan, perangkat desa, dan warga kini melakukan pemantauan bersama di sekitar lokasi sembari menunggu bantuan alat berat untuk penanganan darurat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mulai menyiapkan tempat penampungan sementara bagi warga terkena dampak.
“Kami sudah mendirikan tenda darurat bagi warga yang kehilangan tempat tinggal, dan sedang melakukan pendataan untuk langkah selanjutnya,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, R. Oemar Sjarif.
Hingga malam ini, akses ke tiga dusun tersebut belum dapat dipulihkan, dan warga diminta tetap berhati-hati mengingat cuaca diprediksi masih tidak stabil.au tetap waspada terhadap potensi banjir susulan. (saw)





















