Pelantikan PCNU Kraksaan di Probolinggo, Nun Hafidz Tekankan Khidmat NU

17

Kraksaan (WartaBromo.com) — Kepengurusan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kraksaan resmi dilantik pada Minggu (14/12/2025). Pelantikan yang digelar di halaman Pondok Pesantren Kanzus Sholawat, Kelurahan Kandangjati Kulon, Kecamatan Kraksaan, berlangsung khidmat dan dihadiri ulama, tokoh masyarakat, pengurus NU, serta perwakilan pemerintah daerah.

KH Chafidzul Hakiem Noer yang dilantik sebagai Ketua PCNU Kraksaan menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama memiliki mandat besar dalam menjaga dan memperjuangkan kemaslahatan umat.

NU, menurut dia, harus hadir secara nyata di tengah masyarakat, tidak hanya melalui dakwah keagamaan, tetapi juga lewat kerja-kerja sosial yang berdampak langsung.

“NU tidak boleh berjarak dengan umat. Kemaslahatan itu harus diwujudkan dalam pendidikan, kesehatan, kegiatan sosial, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujar kiai muda karib dipanggil Nun Hafidz itu.

Bupati Probolinggo Mohammad Haris yang hadir dalam pelantikan tersebut menekankan bahwa khidmat merupakan ruh utama dalam berorganisasi di Nahdlatul Ulama.

Menurutnya, nilai pengabdian di NU tidak diukur dari klaim kebenaran, melainkan dari besarnya manfaat yang dirasakan masyarakat.

“Khidmat di NU bukan tentang siapa yang paling benar, tetapi siapa yang paling bermanfaat. NU sejak awal berdiri telah menanamkan nilai moderasi, persatuan, dan pengabdian untuk umat dan bangsa,” kata Gus Haris, sapaan akrabnya.

Ia juga mengingatkan agar warga NU tidak larut dalam konflik internal yang justru melemahkan jam’iyah. NU, kata dia, adalah organisasi yang sarat berkah dan memiliki posisi strategis sebagai penopang moral dalam pembangunan daerah.

“NU adalah jangkar moral. Menjaga kehormatannya adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Katib Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abu Yasid Al Busthami menyampaikan pesan khusus kepada pengurus yang baru dilantik.

Ia menekankan bahwa kepengurusan di NU merupakan amanah yang harus dijalani dengan keikhlasan dan kesungguhan.

“Ber-NU itu tujuannya khidmat. Jabatan hanyalah sarana untuk mengabdi,” tutur Abu Yasid.

Ia menjelaskan, dalam tubuh NU terdapat tiga karakter pengurus. Pertama, mereka yang hanya menjadi penikmat jabatan dengan sekadar tercantum dalam struktur.

Kedua, pengurus yang menjadi pelayan jabatan dan aktif bekerja untuk jam’iyah serta umat.

“Yang perlu dihindari adalah pengurus yang menjadi pemain jabatan. Model ketiga inilah yang kerap memunculkan persoalan di organisasi,” katanya. (aly/saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.