Kecewa Formula E Tak Disupport BUMN, Mufti Anam: Masa Tak Malu

1232

Pasuruan (WartaBromo.com) – Ajang balap mobil listrik Formula E memang telah usai dan sukses digelar pada Sabtu (7/6) lalu. Namun, rupanya ajang itu masih menyisakan kekecewaan. Salah satunya dari anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam.

BUMN sendiri merupakan salah satu mitra kerja Komisi VI. Dalam rapat kerja yang dihadiri Menteri BUMN, Erick Thohir, Mufti lebih banyak menyoroti absennya BUMN dalam mensupport gelaran Formula E. Padahal, ajang balap mobil ini disiarkan oleh 170 negara di dunia.

“Saya mau bicara soal Formula E. Beberapa bulan sebelum formula E digelar, Pak Jokowi datang kesana. Kalau pak Jokowi datang, kan sebagai Menteri harusnya paham bahwa tujuan Presiden memberikan sinyal pada para menterinya agar Formula E bisa lancar, sukses dan bisa menjadi kebanggaan bangsa kita,” kata Mufti mengawali pembicaraan dalam raker yang digelar Selasa (7/6).

Yang membuat lebih kecewa lagi, saat Mufti mendengar ketua pelaksana Formula E, Ahmad Sahoni yang sudah ngemis-ngemis agar disponsori BUMN. “Kawan kami, Pak Sahroni sampai ngemis-ngemis ke pak Menteri. Katanya iya-iya tapi tidak juga. Sama anak Pertamina juga sama. Bukan ngasih sponsor tapi hanya minta potongan harga,” cetusnya.

Baca Juga :   Dibalik Alasan Gus Dokter Mufti Tebar Banner Tiap Ramadan

Mufti menampik anggapan jika statemennya tersebut adalah upaya untuk mendukung Anies Baswedan. Menurutnya, bukan kapasitas dirinya untuk mendukung Anies. “Kalau soal capres kami jelas, partai kami punya Mbak Puan Maharani. Sekali lagi ini bukan soal mendukung kepentingan Anis Baswedan, tapi untuk kepentingan bangsa dan negara,” cetus anggota DPR RI dari Dapil Pasuruan – Probolinggo ini.

Sentilan Mufti kepada Lembaga kementerian yang menjadi mitra kerjanya bukan hanya dilakukan saat ini. Beberapa waktu lalu, saat minyak goreng menjadi barang langka dan harganya mencekik leher masyarakat, Mufti juga bersuara keras. Bahkan, dirinya juga mengingatkan kepada Menteri Perdagangan, M Lutfi saat itu, agar lebih banyak mendengar aspirasi masyarakat dibawah.

Nah, kali ini, suara keras dari anggota Fraksi PDI Perjuangan ini juga menggelegar. Ia lebih menitikberatkan pada faktor kepentingan bangsa di mata dunia dalam gelaran Formula E ini. Menurutnya, sebagai pembantu Presiden, seharusnya Menteri BUMN lebih bijak dalam urusan tersebut.

Baca Juga :   Jadi Ketua DPC PDIP Kota Pasuruan, Gus Mufti Targetkan 8 Kursi di DPRD, Mungkinkah?

“Masak kita ndak malu. Saya lihat disitu ada logo MS Glow For Man. Ini produk kecantikan. Mereka berhasil sukses, bukan karena bantuan negara. Tapi anak muda (yang punya produk MS Glow, red) ini punya keinginan untuk mengharumkan nama bangsa kita. Sehingga dia mau melakukan sponshorsip disitu,” cetusnya.

Nah, kalau alasannya adalah membantu G20, menurut adik kandung mantan Bupati Azwar Anas ini, maka tentu tidak relevan. Ia coba membuka data tentang keuntungan BUMN dalam tahun 2021. Dalam tahun tersebut, keuntungan BUMN bisa mencapai 1.613 Triliun. Itu artinya, kalau sponsorship BUMN dalam sebuah acara dipatok 5 sampai 10 persen, maka biaya sponsorship sekitar Rp 80 – Rp 160 Triliuan. “Tapi masak sih acara G-20 sampai habis Rp 160 Triliun. Kan tidak mungkin. Dan sisanya kemana? Maka harapan kami, hal seperti ini bisa dibantu. Mungkin Rp 1 miliar saja masak ndak mampu,” cetusnya

Baca Juga :   Cara Agar Lolos Seleksi BUMN 2023

Ia meminta kepada Menteri Erick agar menurunkan egonya demi kepentingan bangsa. Bukan untuk kepentingan politik atau yang lainnya. “Makanya kami harapkan hal-hal yang baik yang dicontohkan MS Glow ini juga bisa ditiru pak Meteri dengan meminimalkan egonya untuk kepentingan politik begitu,” sarannya.

Bahkan, ia sempat mencoba membuka banyak platform media sosial yang juga menyoroti hal ini. “Medsos ini juga bagus sebagai evaluasi dan gambaran kita. Ada yang bilang, Even formula E ini bukan panggungnya pak Menteri. Ada juga yang bilang, Iya kalau acara pak Menteri, jangankan sebulan Proposal. Satu menit saja sebelum acaranya pak Menteri, BUMN bisa ngasih sponsor. Maka kemudian ada kata-kata dari masyarakat. Menteri tidak membantu karena Anis Baswedan ini menjadi kompetitor pak Menteri,” terangnya. (day)