Mengenal Satumi Nenek Berusia 94 Tahun Calon Jamaah Haji Tertua di Kabupaten Pasuruan

20

Purwosari (WartaBromo.com) – Suasana pagi dan gelayut mendung yang tenang begitu terasa saat kami tiba di rumah sederhana yang selama ini dihuni oleh nenek Satumi dan keluarganya. Calon jamaah haji yang kini berusia 94 tahun, di Dusun Juri RT 5 RW 7, Desa Tejowangi, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan.

Suasana hangat dan penuh kekeluargaan langsung terasa begitu kami disambut oleh anak-anak dan cucu-cucunya yang ramah. Mereka tak hanya menyambut kehadiran kami, para wartawan, dengan senyum, tetapi juga dengan jajanan dan segelas teh hangat serta sapaan akrab penuh kebanggaan.

Di halaman rumah bercat hijau itu, kesibukan mulai tampak. Beberapa anggota keluarga sedang memasang terop dan menyiapkan perlengkapan untuk acara tasyakuran yang rencananya akan digelar selepas salat Isya.

Di dapur dan ruang tamu, terdengar suara riuh para ibu-ibu yang sedang memasak. Aroma masakan tradisional menyeruak, menambah kehangatan suasana pagi itu.

Usai menyatakan kedatangan kami, tak berselang lama, nenek Satumi pun keluar dari dalam rumah. Tubuhnya yang renta bergerak perlahan, dibantu oleh anaknya. Meski harus menggunakan tongkat untuk berjalan, wajahnya tampak berseri. Tatapan matanya tajam dan penuh keyakinan, menyiratkan semangat besar meski usianya tak lagi muda. Ia duduk di kursi yang telah disiapkan di teras rumah, menyimak dengan seksama setiap pertanyaan yang diajukan oleh para wartawan.

“Alhamdulillah, seneng sekali. Doa saya dikabulkan. Saya bisa berangkat ke Tanah Suci. Saya doakan semua juga diberi kesehatan dan keselamatan,” ucap Satumi dengan suara lirih namun mantap.

Nenek yang dulu dikenal menjadi pedagang di pasar ini bukan hanya menjadi kebanggaan keluarga, tapi juga daerahnya. Ia kini tercatat sebagai calon jamaah haji tertua di Kabupaten Pasuruan pada musim haji tahun ini, yang akan berangkat pada 27 Mei 2025 mendatang bersama 1.512 jamaah lain dari kloter 87, 88, 89, 90 dan 91.

Nenek Satumi tak sendiri ia akan ke tanah suci didampingi sang anak kelima, Sarman (62 tahun) dan berangkat dengan kloter 88.

Kepada kami, Sarman menceritakan bahwa awalnya ia mendaftar haji bersama istrinya. Namun, ketika mengetahui ibunya mendapat giliran berangkat tahun ini, ia memutuskan untuk mengajukan diri sebagai pendamping.

“Saya dan istri akhirnya sepakat, saya saja yang mendampingi ibu. Ini kesempatan berharga, dan saya ingin memastikan beliau sehat dan nyaman selama ibadah haji,” tuturnya.

Ia sangat bersyukur, menurutnya, kondisi sang ibu justru makin membaik dalam beberapa minggu terakhir.

“Semangatnya luar biasa. Makin sehat, semakin yakin. Kami semua senang dan bersyukur,” tambahnya.

Satumi sendiri telah mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji sejak lima tahun lalu. Di usianya kini, ia masih memiliki pendengaran yang baik dan penglihatan yang cukup tajam. Ia juga tak henti-hentinya mengucap syukur atas kesempatan yang sangat dinantikannya selama puluhan tahun.

Dengan 7 anak, 22 cucu, 18 cicit, dan 2 canggah, keberangkatan Satumi ke Tanah Suci menjadi momentum sakral bagi keluarga besar. Malam tasyakuran yang tengah mereka siapkan adalah bentuk kebahagiaan bersama—sebuah momen syukur yang tak hanya dirayakan dengan doa, tapi juga penuh harapan. (yog)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.