Probolinggo (WartaBromo.com) – Pemerintah Kabupaten Probolinggo mengambil langkah percepatan pemulihan infrastruktur pasca bencana dengan menangani sejumlah titik kerusakan yang mengancam aktivitas dan keselamatan warga.
Lima lokasi prioritas telah masuk dalam tahap pengerjaan, mencakup jembatan dan tembok penahan tanah (TPT) yang rusak akibat banjir dan longsor awal tahun ini.
Kerusakan tersebar di berbagai kecamatan, mulai dari kawasan pertanian hingga wilayah padat penduduk. Akses jalan yang terputus dan erosi sungai yang menggerus pemukiman menjadi sorotan utama dalam program pemulihan ini.
Salah satu titik krusial adalah jembatan Desa Batur di Kecamatan Gading, yang menjadi penghubung utama antara desa dan sentra ekonomi lokal. Selain itu, dua jembatan penghubung antara Dusun Betek Taman dengan Plaosan dan Duren juga tengah dibangun ulang setelah sempat hanyut diterjang banjir.
Di lokasi lain, TPT di Desa Kaliacar, Kecamatan Gading dan Desa Ketompen, Kecamatan Pajarakan, dibangun untuk mencegah longsor susulan dan mengamankan jalan desa yang nyaris terputus.
Sementara di Dusun Gilin, Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, pembangunan jembatan kembali dilakukan untuk membuka kembali jalur distribusi hasil pertanian warga.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo, Hengki Cahjo Saputra, proyek-proyek tersebut sebagian besar dibiayai dari anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) daerah.
Namun, keterbatasan anggaran mendorong pemerintah daerah mengembangkan model pembiayaan kolaboratif.
“Pemkab menyediakan material seperti batu dan bronjong. Dana Desa digunakan untuk membayar upah dan tenaga kerja, sedangkan Pemprov Jawa Timur bertanggung jawab atas normalisasi sungai,” kata Hengki.
Ia menambahkan, dari 18 titik kerusakan yang tercatat, lima ditangani dengan dana BTT, tiga di antaranya dalam proses penanganan oleh Pemprov Jatim. Sisanya disesuaikan dengan kondisi darurat dan ketersediaan anggaran.
Hengki menyebut, proyek-proyek yang dikelola kabupaten ditargetkan rampung dalam waktu singkat.
“Rata-rata pembangunan jembatan bisa selesai dalam waktu 4 sampai 7 hari. Untuk TPT dan bronjong, butuh sekitar 20 hari pengerjaan,” jelas Hengki.
Adapun proyek yang berada di bawah kewenangan Pemprov Jatim, seperti jembatan Condong–Brabe, jembatan di sekitar Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, serta jembatan Sumbersecang, saat ini masih dalam proses administrasi dan dijadwalkan mulai dikerjakan dua bulan mendatang.
Sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam memastikan proyek berjalan tepat waktu dan tepat sasaran, Bupati Probolinggo dr. Mohammad Haris meninjau langsung progres pembangunan di sejumlah titik.
Didampingi pejabat teknis dan kepala wilayah, ia mengecek pembangunan jembatan dan TPT serta berdialog dengan warga, pada Selasa (13/5/2025).
Bupati menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur pasca bencana bukan semata urusan teknis, melainkan bagian dari pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
“Alhamdulillah, progresnya baik. Insya Allah semua bisa rampung dalam waktu dekat. Ini sangat penting karena infrastruktur ini bukan hanya penghubung fisik, tapi juga penggerak aktivitas warga,” ujar Bupati Haris di sela kunjungan.
Ia juga menyoroti pentingnya normalisasi sungai sebagai upaya pencegahan bencana berulang. “Kita kembalikan jalur sungai ke posisi semula. Ini langkah jangka panjang untuk keselamatan bersama,” tegasnya.
Bupati berharap masyarakat turut mendukung upaya ini sebagai bagian dari gerakan bersama menghadapi dampak perubahan iklim dan bencana. (saw)