Tiris (WartaBromo.com) – Krisis air bersih yang melanda Desa Tulupari, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, sejak Mei lalu, tak kunjung teratasi.
Bayang-bayang kehausan menjadi potret nyata betapa air bersih masih menjadi kemewahan. Ada ribuan warga di lima dusun – Krajan, Karang Tengah, Dulungan, Klompangan, dan Jawaan yang terdampak.
Jalan kaki 3 kilometer menembus hutan jadi rutinitas harian demi bisa mandi dan mencuci di sungai. Untuk memasak dan minum, mereka terpaksa membeli air bersih dari pedagang keliling dengan harga Rp500 per jerigen 25 liter.
Jika dihitung, satu keluarga bisa menghabiskan Rp20 ribu per hari hanya untuk air bersih – bukan angka kecil bagi buruh tani berpenghasilan Rp80 ribu.
“Kalau lagi buru-buru, kami pakai air beli. Tapi tetap diirit, mandi cukup empat gayung,” tutur Anwar, warga Dusun Krajan.
Kondisi memprihatinkan ini menggugah nurani petugas Damkar Kabupaten Probolinggo.
Pada Kamis (24/7/2025), dua unit truk tangki air kapasitas 4.000 liter dikerahkan dari Pos Damkar Condong, Kecamatan Gading, untuk menyuplai air bersih ke Tulupari.
“Kami terketuk dengan kondisi yang terjadi. Meski ini bukan solusi utama, paling tidak mampu mengurangi beban warga di sana,” ujar Kepala Satpol PP Kabupaten Probolinggo, Sugeng Wiyanto.
Air bersih yang dibagikan berasal dari sumur pompa milik Satpol PP. “Kami kerahkan petugas dari pos yang terdekat agar lebih cepat ke titik tujuan,” lanjut mantan Kadisporabud itu.
Warga pun berebut antre, membawa galon, jerigen, ember—apa saja yang bisa menampung air. Seorang ibu rumah tangga tampak berjongkok di pinggir truk, menadahi air dengan tangan gemetar. “Akhirnya… kami punya air bersih tanpa harus beli,” gumamnya pelan.
Meski bersifat sementara, bantuan ini menjadi angin segar bagi ribuan warga yang selama ini hidup dalam kekeringan struktural.
Sayangnya, belum ada kepastian kapan jaringan PDAM akan menjangkau wilayah ini.
Untuk saat ini, warga Tulupari hanya bisa berharap, air bersih tak hanya datang dari mobil tangki, tapi menjadi hak yang benar-benar mengalir di halaman rumah mereka. (saw)