Kejayan (WartaBromo.com) – Sejumlah pemilik lahan pertanian di Desa Linggo, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, mengaku cemas akibat dampak bekas tambang galian C yang dibiarkan terbengkalai dan mengakibatkan lahan sawah milik warga terancam longsor.
Hal ini disampaikan oleh Ketua PAC GP Ansor Kejayan, Mas Miqdad Ufair yang mengaku telah bertemu langsung dengan para pemilik lahan serta melihat langsung ke lokasi areal bekas tambang tersebut.
“Rakyat kecil tidak bisa bersuara, ada Intimidasi – intimidasi dan banyak kedholiman yang terjadi di sini, “tegas Ufair.
Lahan sawah yang menjadi mata pencaharian warga kini terancam longsor, terutama di area batas sawah milik warga. Padahal, pemilik sawah ini sebagian besar adalah petani kecil, buruh tani, dan bahkan guru madrasah diniyah (madin) yang menggantungkan hidupnya dari hasil bumi.
Ia mengaku sempat bertemu dengan Abdurrahman, seorang guru madin yang sawahnya ikut terdampak. Ia mengaku jika kerap dimarahi setiap kali ingin menanyakan kondisi tanahnya sendiri akibat tambang tersebut.
“Setiap ia menanyakan pada penanggung jawab pihak tambang mengenai tanahnya selalu dimarahi dan dianggap pencari masalah,” ujar Mas Ufair.
Untuk diketahui, LBH PC GP Ansor Kabupaten Pasuruan sebelumnya juga menegaskan komitmen mereka dalam mengawal kasus ini.
Ketua LBH PC GP Ansor Pasuruan, Akhmad Soleh, S.H., M.H., menyebut pihaknya sudah menerima banyak aduan warga, dan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk audiensi dengan Kapolres Pasuruan dan Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan. Namun hingga kini, belum ada perkembangan dan perhatian dari pihak terkait.
Bahkan, LBH PC GP Ansor Pasuruan juga telah melakukan koordinasi ke LBH PW GP Ansor Jawa Timur untuk memperkuat langkah advokasi di level provinsi.
“Kita berharap ada titik terang, siapa sebenarnya pemilik atau pengelola lahan tambang tersebut. Mereka harus bertanggungjawab, kasian warga, ” tandasnya. (red)
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda.
Klik disini.
