Probolinggo (WartaBromo.com) – Wali Kota, dr. Aminuddin menyebut konflik antarpelajar bukan sekadar masalah sepele. Tawuran bisa merenggut masa depan mengajak pelajar.
Hal itu, ia sampakan dalam sosialisasi pencegahan dini konflik antarpelajar di SMAN 2 Probolinggo, Senin (22/9/2025).
Sebanyak 65 siswa dari kelas X dan XI hadir dalam pertemuan yang difasilitasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol).
Wali Kota Probolinggo, menekankan pentingnya menjaga komunikasi dan solidaritas di kalangan pelajar.
“Integritas dan loyalitas harus dijaga. Jadilah influencer yang membawa pengaruh positif. Semangat SMADA Smart, integritas dan loyalitas tanpa batas,” ujarnya.
Aminuddin menyebut para pelajar hari ini sebagai calon pemimpin Indonesia Emas 2045. Karena itu, masa sekolah sebaiknya dipenuhi dengan kegiatan yang positif.
“Pemerintah ingin memastikan generasi muda kita belajar dalam suasana aman, nyaman, dan damai. Rivalitas berlebihan hingga tawuran tidak boleh lagi terjadi,” katanya.
Ia juga mengingatkan tantangan baru di era digital. Arus informasi yang deras, kata dia, bisa menjadi peluang sekaligus ancaman.
“Banyak faktor pemicu konflik di sekolah, mulai bullying, persaingan tidak sehat, kesenjangan ekonomi, hingga perbedaan budaya. Maka pencegahan dini menjadi sangat penting,” ujar Aminuddin.
Kepala SMAN 2 Probolinggo, Erni Prasetiyawati, menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, sosialisasi pencegahan konflik akan membantu menciptakan suasana belajar yang kondusif.
“Kami berharap kegiatan serupa terus melibatkan SMAN 2. Siswa kami bukan hanya bagian dari Probolinggo, tetapi juga calon generasi emas Indonesia,” katanya.
Para siswa yang hadir merespons dengan antusias. Mereka bersama-sama meneriakkan yel-yel sekolah: Salam SMADA Smart – Integritas, Loyalitas, Tanpa Batas!
Salah satu siswa menyebut pesan Wali Kota mengingatkannya agar lebih berhati-hati di media sosial.
Kadang masalah kecil di sekolah bisa bikin salah paham. Dari acara ini saya belajar, lebih baik komunikasi dulu daripada emosi.
“Kita sering dapat info yang nggak jelas. Kalau ditelan mentah-mentah bisa bikin ribut,” ujar siswa kelas X.
Selain Wali Kota, kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) serta tokoh agama. Mereka memberi pembekalan mengenai deteksi dini potensi konflik di kalangan pelajar.
Pemerintah Kota Probolinggo berharap sosialisasi ini menjadi langkah konkret menjaga kondusivitas sekolah sekaligus mencegah tawuran di kalangan pelajar. (saw)