Bupati Probolinggo Lantik 130 Pejabat, Tegaskan Reformasi dan Akhiri “Zona Nyaman” Birokrasi

196

Probolinggo (WartaBromo.com) – Suasana di Pendopo Prasaja Ngesti Wibawa, Senin pagi (6/10/2025), tampak lebih tegang dari biasanya.

Satu per satu pejabat Pemerintah Kabupaten Probolinggo berdiri di depan podium, mengucap sumpah jabatan di hadapan Bupati Probolinggo, dr. Mohammad Haris.

Di hadapan mereka, masa depan birokrasi daerah itu tengah ditata ulang.

Pelantikan 130 pejabat struktural ini menjadi mutasi perdana sejak Bupati Haris dan wakilnya, Fahmi AHZ, memimpin kabupaten itu pada Februari lalu.

Dalam waktu delapan bulan, keduanya tampak tak ragu melakukan langkah besar: menggoyang zona nyaman birokrasi.

“Rotasi ini bukan sekadar pergantian posisi, tapi upaya memperkuat organisasi pemerintahan agar lebih profesional dan tanggap terhadap kebutuhan rakyat,” kata Gus Haris, sapaan akrabnya.

Dari total pejabat yang dilantik, 69 orang menempati jabatan administrator (eselon III) dan 61 orang pengawas (eselon IV). Mereka tersebar di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), rumah sakit, hingga kecamatan.

Nama-nama yang muncul di daftar pelantikan menunjukkan wajah baru birokrasi.

Pada lingkup Sekretariat daerah (setda) Probolinggo, Wiwit Suryaningsih kini menduduki jabatan Kabag Administrasi Pembangunan Setda.

Sementara Solihin Hamid memegang kendali di Kabag Organisasi. Hermanto, yang sebelumnya pelaksana tugas, kini resmi menjadi Kabag Prokopim.

Di jajaran kesehatan, dr. Catur Prangga Wadana, Sp.A., MK ditunjuk menjadi Direktur RSUD Tongas. dr. Sofi Dianteri, MHM Plus naik sebagai Wadir Pelayanan RSUD Waluyo Jati, menggantikan Jurianto yang kini menjadi Sekretaris DLH.

Untuk level kecamatan, Abdul Bari digeser dari Camat Besuk ke Camat Paiton, posisinya diisi oleh Handik Hariyanto, sebelumnya Kabid Kinerja BKPSDM. Hasan Zainuri ditetapkan sebagai Camat Pakuniran definitif.

Mutasi itu diatur melalui Keputusan Bupati Nomor 426.202/2025, yang menjadi dasar hukum pelantikan masif kali ini.

Upacara pelantikan berlangsung khidmat. Para pejabat baru tampak berbaris rapi di ruang pendopo, sebagian menahan napas, sebagian lain tersenyum lega.

Dari kursi tamu, Ketua DPRD Oka Mahendra Jati Kusuma, Sekda H. Ugas Irwanto, dan jajaran Forkopimda turut menyaksikan.

Namun, Gus Haris tak ingin pelantikan ini hanya menjadi ritual tahunan. Ia menegaskan bahwa rotasi jabatan harus diikuti perubahan kinerja.

“Jabatan bukan hadiah, tapi amanah. Amanah ini akan dimintai pertanggungjawaban, bukan hanya oleh manusia, tapi juga oleh Allah SWT,” ujarnya dengan nada berat.

Ia memberi tenggat enam bulan sebagai masa evaluasi. Siapa yang menunjukkan kinerja baik akan naik jenjang, sementara yang gagal beradaptasi harus bersiap digeser.

“Kita butuh pejabat yang siap berlari, bukan berjalan santai. Tidak ada tempat bagi yang nyaman di zona aman,” kata Gus Haris menegaskan.

Di akhir pidatonya, Gus Haris menyinggung sejarah panjang Kabupaten Probolinggo yang berdiri sejak 1746.

Ia mengingatkan bahwa Pendopo Prasaja Ngesti Wibawa bukan sekadar rumah dinas bupati, melainkan simbol nilai dan kebudayaan masyarakat setempat.

“Pendopo ini bukan hanya tempat bekerja, tapi ruang untuk menjaga marwah daerah. Dari sinilah semangat Probolinggo Maju, Mandiri, dan Sejahtera harus tumbuh,” katanya.

Pelantikan itu menandai babak baru perjalanan birokrasi Probolinggo.

Di tengah ekspektasi publik terhadap pemerintahan yang bersih dan efektif, langkah Gus Haris memutar roda mutasi menjadi ujian awal.

Apakah penyegaran ini benar-benar membawa perubahan, atau sekadar mengganti nama tanpa mengubah sistem. (saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.