Jurnalis Kraksaan Galang Solidaritas untuk Bocah Penderita Sindrom Langka di Probolinggo

10

Probolinggo (WartaBromo.com) – Sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Pokja Jurnalis Kraksaan menggelar aksi sosial bagi Elena Najma Azkayla (3), balita asal Desa Bago, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo.

Bocah perempuan itu mengidap Sindrom Proteus, kelainan genetik langka yang membuat jaringan tubuhnya tumbuh tidak proporsional.

Aksi sosial dilakukan pada Senin (13/10/2025). Para jurnalis menyerahkan bantuan sembako dan uang tunai kepada keluarga Elena sebagai bentuk dukungan moral dan kemanusiaan.

“Sejak awal kami sepakat bahwa tugas jurnalis bukan hanya menulis berita. Kami juga punya tanggung jawab sosial untuk hadir membantu masyarakat,” kata Ketua Pokja Jurnalis Kraksaan, Ahmad Taufik, di sela kegiatan.

Taufik menyebut, kegiatan semacam ini sudah beberapa kali dilakukan. Jurnalis di bawah Pokja Kraksaan kerap turun langsung membantu warga terdampak bencana, keluarga kurang mampu, hingga penderita penyakit berat.

“Dari profesi ini, kami belajar untuk lebih peka terhadap kondisi sosial di sekitar kami,” ujarnya.

Kerja sosial ini, juga sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) yang di jajaran bawah se Jawa Timur. Dimana indikator kesehatan merupakan salah satu sektor yang butuh akselerasi khusus.

Di rumah sederhana itu, Gilang Ramadhan (26), ayah Elena, menyambut rombongan wartawan dengan mata berkaca-kaca. Ia mengaku hampir setiap minggu harus membawa anaknya ke RS Dr. Soetomo Surabaya untuk menjalani kontrol medis.

Dalam sebulan, perjalanan bisa dilakukan hingga enam kali. “Sekali berangkat saja biaya sewa mobil bisa sampai sejuta rupiah,” katanya pelan.

Gilang dan istrinya, Haliyatul Imamah (25), mengandalkan penghasilan seadanya untuk memenuhi biaya pengobatan.

Meski Elena telah menjadi peserta BPJS Kesehatan, belum ada bantuan tambahan untuk menutup ongkos perjalanan dan kebutuhan lain selama perawatan.

Menurut dokter yang menangani, penanganan menyeluruh untuk Sindrom Proteus membutuhkan alat medis khusus yang belum tersedia di Indonesia. Pemeriksaan lanjutan disarankan dilakukan di Singapura, tempat terdekat yang memiliki fasilitas memadai.

“Di sini penanganannya masih terbatas, hanya sebatas mengurangi keluhan. Kata ahlinya, ya harus ke Singapura,” ujar Gilang.

Ia berharap suatu saat bisa membawa Elena berobat ke luar negeri agar mendapatkan peluang sembuh lebih baik.
“Kami hanya bisa berdoa dan berusaha semampunya. Semoga ada jalan dan perhatian dari banyak pihak,” katanya.

Bagi para jurnalis Kraksaan, aksi sederhana itu menjadi pengingat bahwa kepedulian sosial bisa lahir dari siapa saja—bahkan dari tangan-tangan yang setiap hari menulis kisah orang lain. (saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.