Bupati Lumajang Dukung Aksi Ribuan Santri, Desak Trans7 Klarifikasi Tayangan Xpose Uncensored

21

Lumajang (WartaBromo.com) – Bupati Lumajang Indah Amperawati mendukung penuh aksi damai yang digelar ribuan santri dalam menentang tayangan program Xpose Uncensored Trans7. Tayangan yang disiarkan pada 13 Oktober 2025 itu dinilai melecehkan dunia pesantren dan merendahkan martabat para kiai.

Aksi yang digelar pada Sabtu (18/10/2025) tersebut dipusatkan di depan Pendopo Aryawiraraja Lumajang, aksi tersebut diawali dengan longmarch ribuan santri dari Kantor PCNU hingga pendopo Lumajang. Mereka membawa simbol keranda, sebagai bentuk penolakan terhadap tayangan yang dianggap “mematikan nilai-nilai pesantren dan santri”.

Dalam orasinya, Bupati Indah Amperawati menegaskan bahwa pemerintah daerah akan berdiri di garis depan dalam membela kehormatan pesantren. Ia menyebut, pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, melainkan benteng moral dan karakter bangsa.

“Saya bersama Forkopimda mendukung penuh aspirasi para santri. Kami tidak akan tinggal diam ketika pesantren dan kiai dilecehkan. Pesantren adalah sumber nilai luhur dan pendidikan moral bangsa,” tegas Bupati Indah di hadapan ribuan peserta aksi.

Bupati juga menyerukan agar media nasional lebih berhati-hati dalam menyajikan konten, terutama yang berkaitan dengan lembaga keagamaan. “Media memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk opini publik. Jangan sampai pemberitaan justru melukai hati umat,” ujarnya.

Ketua PCNU Lumajang, Gus Mohammad Darwis, turut berorasi dan menyoroti keras isi tayangan tersebut. Menurutnya, narasi dalam program itu menggambarkan hubungan santri dan kiai seolah bersifat eksploitatif, padahal sejatinya berlandaskan hormat dan akhlak mulia.

“Tradisi tawadhu santri kepada kiai dibingkai seolah bentuk perbudakan. Itu bukan kesalahan teknis, tapi bentuk fitnah yang menghina pesantren,” tegas Gus Darwis.

Ia juga menilai klarifikasi yang sebelumnya disampaikan pihak Trans7 belum mencerminkan tanggung jawab moral. Karena itu, PCNU Lumajang menuntut permintaan maaf resmi dan terbuka di berbagai media nasional selama satu bulan berturut-turut.

Ribuan santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Lumajang datang dari berbagai pesantren. Mereka membawa spanduk berisi pesan moral seperti “Pesantren Benteng Moral Bangsa” dan “Kiai Adalah Cahaya Peradaban”.

Meski jumlah massa sangat besar, aksi berlangsung tertib dan kondusif. Aparat kepolisian bersama Banser NU menjaga keamanan di sepanjang jalur aksi. Kegiatan ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap bersama dan doa untuk kejernihan media nasional dalam menyajikan informasi.

Koordinator aksi menyatakan bahwa gerakan ini akan terus dikawal hingga Trans7 memberikan permohonan maaf yang layak.

“Kami tidak menolak media, tapi menolak framing yang menodai pesantren,” ujarnya. (rud)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.