BPBD Probolinggo Siapkan Pelatihan Mitigasi Bencana untuk Pondok Pesantren

11

Probolinggo (WartaBromo.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo menyiapkan program pelatihan mitigasi bencana khusus untuk pondok pesantren.

Program tersebut bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan lingkungan pesantren terhadap potensi bencana alam serta mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, R. Oemar Sjarif, mengatakan kegiatan itu akan dimulai pada 2026 dalam bentuk Training of Trainers (TOT) yang menyasar pengurus pondok pesantren.

“Insya Allah tahun depan kami akan melaksanakan TOT mitigasi bencana bagi pengurus pesantren,” ujar Oemar usai Apel Siaga Bencana dan Hari Sumpah Pemuda di Kantor Bupati Probolinggo, Jalan Panglima Sudirman, Kraksaan, Selasa (28/10/2025).

Menurut Oemar, pesantren menjadi target pelatihan berikutnya setelah lembaga pendidikan formal.

Tahun ini, BPBD lebih dulu memfokuskan pelatihan mitigasi bagi sekolah-sekolah di Kecamatan Tiris yang secara geografis termasuk wilayah rawan bencana meteorologi.

“Tahun ini kami fokus pada lembaga pendidikan di Tiris, setelah itu baru pondok pesantren,” kata pejabat kelahiran Pamekasan, Madura itu.

Pelatihan akan melibatkan seluruh unsur di pesantren, mulai dari pengurus, ustaz, hingga para santri.

Program ini mencakup pembekalan pengetahuan dasar mitigasi, simulasi evakuasi, hingga pembentukan tim siaga bencana internal.

“Kegiatan ini tidak hanya sebatas teori, tetapi juga melatih bagaimana warga pesantren bersikap dan bertindak saat terjadi situasi darurat,” ujar Oemar.

Membangun Budaya Siaga Bencana di Pesantren

BPBD menilai pelatihan mitigasi di pesantren sangat penting mengingat banyaknya santri yang tinggal dalam satu kompleks bangunan.

Dengan tingkat kepadatan penghuni dan keterbatasan ruang evakuasi, kesiapsiagaan menjadi faktor kunci dalam mencegah korban saat bencana terjadi.

Eks Kadisperkim itu menjelaskan, program mitigasi ini tidak hanya menitikberatkan pada pelatihan, tetapi juga menyentuh aspek infrastruktur, seperti jalur evakuasi, pemeriksaan bangunan, dan penyediaan alat keselamatan dasar.

“Kami juga akan bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR),” ujarnya

BPBD ingin pesantren menjadi lingkungan yang tangguh bencana, di mana para penghuninya tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.

Oemar menambahkan, BPBD berharap pesantren dapat menjadi model lingkungan pendidikan yang tidak hanya kuat dalam aspek keagamaan, tetapi juga siap menghadapi bencana.

Menanamkan budaya sadar bencana di kalangan santri. “Dengan begitu, mereka tidak hanya berilmu agama, tapi juga siap menjaga keselamatan diri dan lingkungan,” pungkasnya. (saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.