Probolinggo (WartaBromo.com) — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo menindaklanjuti kondisi baut jembatan semi permanen di Dusun Gilih, Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, yang longgar dan berpotensi membahayakan pengguna jalan.
DPUPR langsung turun tangan dan menugaskan kontraktor pelaksana untuk melakukan perbaikan cepat di lapangan.
“Dinas sudah berkoordinasi dengan kontraktor untuk melakukan pengencangan mur baut yang longgar,” kata Endang Muji Rahayu, Kepala Bidang Bina Marga melalui pesan singkat ketika dikonfirmasi WartaBromo, Rabu (29/10/2025).
Proyek tersebut menggantikan jembatan lama yang hanyut dibawa banjir DAS Rondoningo. Dari hasil penelusuran, jembatan Gilih merupakan proyek yang dikerjakan oleh CV Anya Mandiri Sukses (AMS) dengan pengawasan dari PT Bakti Persada.
Pekerjaan dimulai 3 Maret 2025 dan rampung 16 Mei 2025, menggunakan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) Bencana Alam APBD Kabupaten Probolinggo Tahun 2025 dengan nilai kontrak Rp1,1 miliar.
Namun, hanya berselang empat bulan sejak selesai dikerjakan, sekitar 60 baut pengikat balok kayu jembatan ditemukan longgar. Kondisi tersebut menyebabkan permukaan jembatan menjadi tidak stabil saat dilalui kendaraan.
Kepala DPUPR Kabupaten Probolinggo, Hengki Cahjo Saputra, menegaskan bahwa penanganan cepat dilakukan sebagai bentuk komitmen pemerintah menjaga kualitas infrastruktur publik.
“Kontraktor wajib menjamin mutu pekerjaan selama masa pemeliharaan. Kami langsung instruksikan agar pengencangan baut dilakukan secepatnya, termasuk pemasangan ring kuku macan untuk memperkuat sambungan,” terang Hengki.
Langkah itu juga merupakan tindak lanjut dari inspeksi mendadak (sidak) yang sebelumnya dilakukan oleh Bupati Probolinggo dr. Mohammad Haris.
Ring kuku macan dipasang di bawah balok kayu untuk memperkuat pengikat dan mencegah baut mudah kendor kembali akibat getaran atau cuaca lembap.
Meski dalam proses perbaikan, DPUPR memastikan jembatan Gilih masih aman dilewati warga dengan tetap memperhatikan kewaspadaan.
“Kami sudah memastikan kondisi struktur utama jembatan tetap stabil. Pengguna jalan tetap bisa melintas, tetapi diimbau berhati-hati sampai perbaikan rampung,” kata Hengki.
DPUPR juga menegaskan akan terus melakukan pemantauan berkala terhadap seluruh jembatan strategis di Kabupaten Probolinggo, khususnya yang menjadi jalur utama antarwilayah.
“Kami pastikan setiap infrastruktur publik dalam kondisi aman dan layak digunakan masyarakat. Respons cepat seperti ini adalah bagian dari tanggung jawab kami,” ujarnya. (aly/saw)





















