Lumajang (Wartabromo.com) – Pemerintah Kabupaten Lumajang terus memperluas layanan publik berbasis pemerataan kesejahteraan hingga pelosok desa. Salah satu buktinya terlihat dari hadirnya Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Dawuhan Wetan, Kecamatan Rowokangkung, yang resmi beroperasi pada Senin (3/11/2025).
Fasilitas ini diresmikan langsung oleh Wakil Bupati Lumajang, Yudha Adji Kusuma. Dapur gizi tersebut akan melayani 1.681 siswa dari delapan sekolah dasar di wilayah Rowokangkung.
Mayoritas sasaran program merupakan anak-anak yang tinggal di pedesaan, sehingga layanan ini diharapkan mampu menjawab kesenjangan akses pemenuhan gizi antara wilayah kota dan desa.
“Ini bukan sekadar program bagi-bagi makanan. Ini adalah langkah nyata pemerataan layanan gizi untuk mencetak generasi Lumajang yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” tegas Yudha.
Yudha menilai dapur MBG bukan hanya tempat memasak, tetapi pusat edukasi dan penguatan kapasitas masyarakat. Anak-anak belajar soal pola makan sehat dan kebiasaan bersih, sementara warga dilibatkan dalam penyediaan bahan pangan hingga pengelolaan dapur.
Keterlibatan masyarakat ini, lanjutnya, menjadi kunci keberlanjutan program.
“Partisipasi warga dan sekolah membuat layanan gizi ini tidak berhenti sebagai proyek. Ini harus tumbuh menjadi budaya gotong royong dalam menjaga kesehatan anak-anak kita,” ujarnya.
Program MBG disiapkan sebagai langkah preventif penanganan stunting. Nutrisi harian yang disediakan telah disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak, mulai dari protein sampai vitamin esensial.
Menurut Yudha, intervensi gizi berbasis sekolah jauh lebih efektif daripada upaya kuratif di kemudian hari.
“Memberikan gizi dari usia sekolah membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kemampuan belajar, sekaligus menekan risiko stunting,” jelasnya.
Keberhasilan program ini melibatkan banyak elemen: pemerintah desa, sekolah, tim dapur, hingga petani lokal yang ikut menyuplai bahan pangan. Sistem terintegrasi tersebut diharapkan mampu menjamin kualitas, transparansi, dan ketepatan sasaran.
Dari dapur sederhana ini, kata Yudha, tumbuh sebuah gerakan sosial: anak-anak terpenuhi gizinya, masyarakat diberdayakan, dan pemerintah menghadirkan layanan publik yang inklusif.
“Ini investasi jangka panjang untuk masa depan Lumajang,” pungkasnya. (rud/**)





















