Nguling(WartaBromo.com)– Warga Desa Sumberanyar, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan turun ke jalan untuk menolak rencana pembangunan Batalyon 15 TNI Angkatan Laut di kawasan Dusun Gunung Bukor, Desa setempat, Jumat (14/11/2025).
Aksi yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Tani Sumberanyar (FKTS) ini dilakukan karena warga menilai rencana pembangunan tersebut berpotensi mengganggu lahan pertanian mereka. Selain status tanah yang masih menjadi polemik antara warga dan TNI AL, masyarakat mengaku khawatir kehilangan sumber penghidupan dan akses jalan menuju Dusun Gunung Bukor.
Massa bergerak menuju lokasi rencana pembangunan sambil mengawal proses pemindahan dua alat berat ekskavator dari area proyek menuju Komando Latihan Marinir (Kolatmar) Grati hingga menutup sebagian badan jalan di jalur Pantura. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penegasan sikap penolakan warga.
Ketua FKTS, Susanto, menyampaikan bahwa warga hanya ingin mempertahankan hak hidup dan lahan yang selama ini menjadi sumber nafkah.
“Kami tidak akan meninggalkan titik aksi sebelum ada kejelasan terkait rencana pembangunan Batalyon 15 ini,” tegas Susanto di depan massa.
Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan, Eko Suryono, turut hadir dalam barisan warga. Dalam orasinya, ia menyoroti panjangnya persoalan sengketa lahan di Sumberanyar yang hingga kini belum kunjung terpecahkan.
“Aspirasi masyarakat harus didengar. Sejak puluhan tahun lalu, persoalan lahan di Sumberanyar tidak pernah mendapatkan penyelesaian yang tuntas,” ujarnya.
Eko juga menilai pembangunan fasilitas militer di wilayah tersebut belum menunjukkan urgensi jelas, bahkan dinilai berpotensi mengganggu kenyamanan dan psikologis masyarakat.
Komandan Pusat Latihan Khusus (Danpuslatsus) Letkol Marinir Alamsyah, S.H., M.Tr.Opsla, akhirnya keluar menemui warga. Ia menegaskan bahwa proyek tersebut merupakan kewenangan pemerintah pusat, namun pihaknya siap memfasilitasi komunikasi antara warga dan pemangku kebijakan.
“Saya berkomitmen akan duduk bersama Bupati, DPRD, kepala desa, dan stakeholder lainnya,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada warga yang menyampaikan aspirasi secara langsung, sekaligus menegaskan bahwa TNI tetap berpihak pada rakyat.
“TNI bukan musuh kalian. TNI Angkatan Laut adalah TNI Rakyat,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Letkol Marinir Alamsyah, S.H., M.Tr.Opsla memastikan bahwa seluruh aktivitas pembangunan Batalyon 15 akan dihentikan sementara sampai ada kesepakatan bersama antara warga, pemerintah daerah, dan DPRD.
Setelah pernyataan tersebut diumumkan, warga membubarkan diri dengan tertib sambil menegaskan bahwa mereka akan terus mengawal perkembangan komitmen yang telah disampaikan. (fir/red)





















