Tasyakuran Perang Kamboja

36

Tapi kalau saya sih dukung Thailand, cak. Apalagi yang dilempari mercon benar-benar markas judol, markas spam dan tempat pencurian organ. Kalau selama ini pemerintah negara Cak Manap tak punya nyali untuk membubarkan tempat maksiat dan penyiksaan itu, sementara banyak rakyat negara Cak Manap yang jadi korban

Oleh : Abdur Rozaq

Konon katanya sih, netizen negara Cak Manap itu barbarnya mirip hansip IDF di alam maya. Konon, banyak korban bully netizen negara Cak Manap yang sampai depresi karena gencarnya lambe turah mereka. Tapi kalau dilihat di dunia maya, sepertinya guyonan itu benar. Banyak kok selebritis atau selebgram yang gulung tikar karena akun atau channelnya mendapat “silaturrahmi” dari netizen. Banyak juga penjahat atau koruptor yang akhirnya diseret dan pura-pura diadili, setelah kasusnya diblow up dengan ajian lambe turah netizen.

Saat scroll-scroll HP nya seraya rebahan di lincak warung Cak Seub, Mahmud Wicaksono semakin yakin dengan ganasnya jari netizen negara Cak Manap. Kali ini ia cekikikan karena berbagai komentar gak ada akhlak saat Kamboja gelut dengan Thailand. Banyak netizen yang mengucapkan alhamdulillah bahkan nadzar akan tasyakuran kalau Thailand menang. Ini perang lho, bukan Sea Games. Semua netizen baik yang pernah cuan atau banyak hutang akibat judi online, bersorak sorai di kolom komentar video bombardir jet tempur F16 Thailand ke markas judol Kamboja.

‘Kapok, rasakno!’ tulis sebuah akun tanpa foto profil

‘Makanya beberapa hari ini sepi komentar spam judol,’ tulis akun lain.

‘Gas terus Thailand, pencuri ginjal harus diajari akhlak,’ ujar akun lain lagi. Terbukti kalau banyak juga pengangguran terselubung seperti Mahmud Wicaksono di luar sana. Lha saat jam kerja begini malah celometan di kolom komentar media sosial. Atau, netizen itu orang kantoran pemilik NIP yang “kerja” sambil main media sosial? Dari ratusan komentar itu, sebagian besar menyemangati Thailand seakan sedang tarik tambang agustusan.

“Kok ngguya-ngguyu dewe, mas?” celetuk Cak Paijo LSM penasaran.

“Ini lho, cak, Thailand dan Kamboja perang kok sama netizen kita disoraki. Kalau orang Thailand atau Kamboja baca, pasti mereka merasa di tik tik ping, sing wani ngutik kuping sama netizen kita. Di sana bejibaku dengan malaikat maut, di sini netizen kita malah menjadi cheer leader seakan Thailand main futsal sama Kamboja.

“Tapi kalau terus lanjut perang, ekonomi kita pasti terdampak juga lho, cak,” ujar Cak Paijo LSM, entah dengaren cerdas.

“Ya, itu resikonya,” jawab Mahmud Wicaksono seraya menggeliat di atas lincak.

“Atau sebaliknya, wisatawan yang akan ngelencer ke Thailand atau Kamboja malah ke sini?” Ujar Mahmud Wicaksono.

“Orang ngelencer ke Thailand itu tujuannya wisata syahwat. Sedangkan ke Kamboja itu wisata syhawat sekaligus judi. Lha kalau turis somplak begitu malah ke sini, malah kurang bagus. Makin banyak remaja yang merentalkan tubuhnya,” kata Cak Paijo LSM cerdas.

“Tapi kalau saya sih dukung Thailand, cak. Apalagi yang dilempari mercon benar-benar markas judol, markas spam dan tempat pencurian organ. Kalau selama ini pemerintah negara Cak Manap tak punya nyali untuk membubarkan tempat maksiat dan penyiksaan itu, sementara banyak rakyat negara Cak Manap yang jadi korban, sepertinya saya juga perlu slametan jenang abang. Kalau tak ada dana minimal ya sujud syukur,” kata Mahmud Wicaksono.

“Tapi kalau dibom begitu, bisa jadi korbannya ya rakyat negara Cak Manap juga. Thaicungnya sudah lari ke Cina atau ke Taiwan.”

“Sebenarnya soal judol ini bukan hanya Thaicung dan scammer yang salah,” celetuk Gus Karimun tiba-tiba. “Mental kita sendiri yang perlu diruqyah. Wong sudah jelas-jelas banyak yang mbambung gara-gara judol, wong sudah banyak video pengakuan mantan operator judol kalau murni penipuan, kok ya masih percaya.”

“Tapi kalau judinya online kan lebih gampang, gus? Tak perlu ke arena sabung ayam atau arena tjap djie kie, sambil nongkrong di WC pun bisa?” Protes Cak Paijo LSM.

“Mental kalau sudah penjudi, jangankan judol, wong plat nomor kendaraan yang lewat saja dijadikan taruhan, omongan orang gila diramesi togelnya, tokek bunyi berapa kali ditaruhi. Intinya ya, mental penjudi kita juga kurang beres. Apalagi konon ada pejabat yang melindungi situs judol,” ujar Gus Karimun.

“Iya juga sih,” ujar Cak Paijo LSM.

“Ya semoga saja Thailand terus nyumet mercon di markas-markas judol itu, semoga juga di sini orang kuat yang jadi beking lekas di-resufle atau kena stroke. Kalau sudah begitu, tinggal ruqyah massal para pejudol yang kesurupan jin sepiteng.” Kata Cak Manap.

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.