Pasuruan (WartaBromo.com) – Kabupaten Pasuruan masih menjadi salah satu daerah rawan bencana hidrometeorologi di Jawa Timur. Sepanjang Januari hingga November 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mencatat sedikitnya 448 kejadian bencana terjadi di berbagai wilayah.
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, mengungkapkan bahwa bencana paling sering terjadi adalah angin kencang, dengan total 161 kejadian. Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Pasuruan berpotensi terdampak jenis bencana ini.
“Angin kencang bisa terjadi hampir di semua wilayah. Dampaknya mulai dari pohon tumbang hingga kerusakan rumah warga, baik ringan, sedang, maupun berat,” kata Sugeng, Senin (22/12/2025).
Selain angin kencang, BPBD juga mencatat 112 kejadian banjir genangan dan 101 titik tanah longsor. Bencana lainnya meliputi 54 kejadian pohon tumbang, delapan kebakaran lahan atau hutan, serta kekeringan di 12 desa.
Untuk banjir, terdapat 10 kecamatan yang masuk kategori rawan, di antaranya Gempol, Beji, Bangil, Kraton, Pohjentrek, Gondangwetan, Winongan, Grati, Rejoso, dan Nguling. Penyebab banjir umumnya akibat luapan sungai, drainase yang tidak optimal, serta hujan lokal dengan intensitas tinggi.
“Sebagian besar banjir berupa genangan dan relatif cepat surut. Namun di wilayah dengan kontur tanah rendah, genangan bisa bertahan lebih lama,” jelasnya.
Sementara itu, daerah rawan longsor berada di wilayah perbukitan dan pegunungan, meliputi Kecamatan Prigen, Purwosari, Purwodadi, Tutur, Tosari, Lumbang, dan Puspo.
Sebagai upaya mitigasi, BPBD telah memasang Early Warning System (EWS) di sejumlah sungai rawan banjir serta rambu-rambu evakuasi di wilayah rawan longsor. Informasi dari wilayah hulu juga terus dipantau untuk diteruskan ke wilayah hilir guna meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
“Mitigasi bukan hanya soal alat, tapi juga kesadaran warga. Edukasi dan kesiapsiagaan terus kami lakukan,” kata Sugeng. (don)





















