Ansor Krejengan Masuk Pesantren, Santri Diajak Kuasai Jurnalistik dan Narasi Digital

15

Krejengan (WartaBromo.com) — Upaya memperkuat daya tawar pesantren di ruang digital terus digencarkan. Pengurus Anak Cabang (PAC) GP Ansor Krejengan menggelar Rihlah Literasi Pesantren di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Rabu (24/12/2025).

Sejak pagi, puluhan santri putra dan putri mengikuti kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB tersebut. Kegiatan yang mengusung tema Menguatkan Literasi dan Menggerakkan Narasi Pesantren di Era Digital ini menjadi ruang belajar bagi santri untuk memahami dunia jurnalistik, desain visual, hingga dokumentasi digital.

Ketua PAC GP Ansor Krejengan, Khairul Umam, mengatakan kegiatan ini menyasar pesantren sebagai basis penguatan literasi dan produksi narasi alternatif di tengah derasnya arus informasi digital. Menurut dia, pesantren perlu hadir secara aktif untuk mengisi ruang publik dengan narasi yang berimbang.

“Ansor Krejengan membidik pesantren-pesantren agar santri memiliki bekal jurnalistik dan literasi digital. Dengan kemampuan itu, mereka bisa menyampaikan realitas pesantren secara objektif dan mandiri,” kata Khairul Umam di sela kegiatan.

Rihlah literasi ini merupakan hasil kolaborasi PAC GP Ansor Krejengan dengan wartawan media daring yang tergabung di PWI Probolinggo Raya.

Tiga pemateri dihadirkan untuk mengisi sesi pelatihan, yakni Sundari Adi Wardhana, Waka Keorganisasian PWI Probolinggo Raya. Jurnalis yang juga Kabiro WartaBromo.com di Probolinggo itu, membahas dasar-dasar jurnalistik.

Kemudian ada anggota Badan Siber Ansor Kraksaan yakni, Zainul Hasan Rizkiansyah dengan materi desain visual. Serta Fathol Arifin yang mengulas teknik dokumentasi foto dan video.

Khairul menilai, penguasaan keterampilan digital menjadi kebutuhan mendesak bagi santri di era media sosial. Santri, kata dia, harus mampu menjadi subjek yang memproduksi informasi, bukan sekadar objek dari pemberitaan yang kerap bias terhadap pesantren.

“Kalau bukan santri yang meluruskan framing negatif tentang pesantren, lalu siapa lagi. Ini ikhtiar kecil agar pesantren punya benteng narasi sendiri,” ujarnya.

Dukungan terhadap kegiatan ini juga datang dari pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Habiburrahman. Ia menilai penguatan literasi digital menjadi pelengkap penting bagi tradisi keilmuan pesantren yang selama ini dikenal dengan kajian kitab klasik.

“Santri hari ini tidak cukup hanya menguasai kitab kuning. Mereka juga perlu memahami cara menyampaikan pesan dan nilai pesantren di ruang digital. Kegiatan seperti ini sangat relevan dan patut dikembangkan,” kata Habiburrahman, yang akrab disapa Gus Habib.

Melalui kegiatan ini, GP Ansor Krejengan berharap santri mampu memanfaatkan teknologi digital secara produktif sekaligus menjadi duta narasi moderat pesantren di tengah dinamika informasi yang kian kompleks. (saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.