Takut Keluar Rumah, Mahasiswi UNEJ Kirim Surat Terbuka Pada Bupati Pasuruan

2753

Pasuruan (wartabromo) – Muqtafiah, seorang mahasiswi fakultas ilmu sosial dan politik Universitas Jember (Unej) menyampaikan uneg-unegnya terkait maraknya aksi begal motor di sejumlah wilayah di Kabupaten Pasuruan. Gadis asal Lebaksari Utara Wonorejo, Pasuruan tersebut mengaku prihatin dan dihantui rasa takut untuk keluar rumah bila dirinya saat pulang kuliah.

Berikut surat terbuka Muqtafiah kepada Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf :

Surat Terbuka Untuk Bupati Pasuruan

 

Assalamualaikum Bapak Bupati Pasuruan, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan limpahan rahmat dari Allah SWT.

Tulisan ini berawal dari keresahan saya yang mendengar tentang maraknya aksi begal di Pasuruan, kebetulan meskipun saya lagi menempuh studi di Daerah lain, tetapi saya tidak lupa untuk mengikuti perkembanngan di daerah kelahiran saya tersebut. Tiap kali saya pulang ke rumah, selalu dipeseni sama orang tua kalau gak boleh keluar kemana-mana karena takut ketemu begal, tentu saja kondisi ini meyulitkan saya untuk bergerak, menyulitkan saya untuk produktif, dan akhirnya saya hanya bisa berdiam diri di rumah.

Baca Juga :   Putus asa Karena Sakit, Warga Bakalan Purwosari Gantung Diri

Bapak bupati yang terhormat, bapak memiliki jabatan tertinggi di Kabupaten Pasuruan, orang nomer satu di Pasuruan, tentu saja kami warga Pasuruan berharap banyak pada tindakan dan keputusan bapak. Bagaimana bapak menyikapi fenomena ini, harapan kami begitu besar terhadap bapak.

Kalau ada beberapa begal yang sudah berhasil bapak tangkap, tolong didata pak kemudian dikasih sepeda satu-satu biar mereka tidak nge begal lagi hehehe, kalau dia masih nge begal mungkin itu hobby nya dia pak, dia bingung mau melakukan apa, jadi usilin orang dengan mengambil sepeda nya. Orang Pasuruan itu sebenarnya berpotensi-berpotensi loh pak, buktinya dia nge begal pake bondet yang dirangkai sendiri, atau mungkin pake samurai katanya, mungkin dia atlet samurai pak, jadi dia ingin mengasah bakatnya hehehe.

Tindakan bapak yang sigap dengan langsung bersinergi bersama kepolisian adalah tindakan yang tepat, polisi yang bertanggung jawab atas keamanan masyarakat sangatlah ditunggu-ditunggu kehadirannya bak artis korea. Tetapi tindakan ini hanya akan menyelesaikan masalah pada permukaannya saja, sedangkan akarnya belum. Kenapa saya bilang seperti itu, karna berapa pun banyak para begal yang ditangkap masih saja ada bibit-bibit begal baru.

Baca Juga :   Pedagang Sapi Tewas Carok dengan Pembelinya

Menurut saya, Para begal ini tidak cukup dengan hanya dipenjarakan tetapi kalau bisa juga disadarkan. Menyadarkan orang memang susah, tapi maksud saya, ayo kita lihat akar masalahnya terletak dimana, alasan para begal ini melakukan tindakan keji tersebut dikarenakan apa? apakah ekonomi, atau mungkin kondisi sosial, atau justru budaya nya. jikalau alasannya ekonomi, yang mana begal itu dikatakan pengangguran karena dia yang selalu standby di tempat, maka perlu diberikan lapangan kerja agar mereka memiliki pekerjaan, tidak menganggur dan tidak  mengambil hak orang lain.

Bapak selaku pengambil kebijakan di Kabupaten Pasuruan, tentu menginginkan agar kita semua dapat bekerja sehingga angka pengangguran dapat ditekan. Jikalau mereka yang menganggur dikarenakan tidak diterima kerja, maka bapak bisa memberikan mereka modal skill, dari skill tersebut diharapkan untuk dikembangkan sehingga menjadi usaha.

Baca Juga :   Koran Online 16 Agustus : Begal Kembali Merajai Pasuruan, hingga Ada 1.261 Kasus Perceraian di Pasuruan

Dan kalau alasan para begal ini karena kondisi sosial budayanya, maka kita perlu dekati mereka secara emosional. Sejahat-jahatnya orang pasti dia masih memiliki hati dan berkesempatan untuk berubah. Katanya ada salah satu daerah di Kabupaten Pasurun yang dikenal sebagai Daerah para begal, kalau benar demikian, berarti tidak mudah untuk mengatasinya tapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Mengatasinya Tidak bisa hanya dengan menggrebek daerah tersebut kemudian dipenjarakan, tidak, karna kita bukan hanya berhadapan dengan orang tapi juga sistem nya, sosial budayanya. kita harus bisa mengubah budaya nya daerah tersebut, mungkin kalau bapak-bapaknya sudah terlanjur nge begal, tapi jangan sampai anaknya  ikut ikutan. Atau mungkin daerah tersebut bisa didekati dengan pendekatan masyarakatnya, kita kenali siapa pamongnya, dekati orang paling berpengaruh di daerah tersebut.