Budayawan : Kolobendho Itu Artinya Zaman Yang Dilaknat

1432

Pasuruan (wartabromo) – Pasoeroean Kolobendho yang digelar oleh Pemkot Pasuruan dan dibuka secara resmi oleh Walikota Pasuruan, Hasani pada Jum’at (2/3/2012) sore, menuai kritik pedas dari budayawan asal Kota Pasuruan, Kaji Karno. Pasalnya, selain pemilihan lokasinya yang kurang tepat, kegiatan rutin tahunan tersebut juga mengambil tema yang sangat salah kaprah yakni Kolobendho (baca : kalabendu).

Menurutnya, kata Kolobendho bukan bermakna dahulu melainkan suatu istilah jaman yang dilaknat karena keadaan dunia menjadi kacau balau.

“Kata Kolobendho atau kolobendhu pertama kali muncul dalam syair atau serat yang ditulis Ki Ronggowarsito dan bermakna jaman laknat alias kacau balau,” ujarnya saat ditemui wartabromo di lokasi kegiatan Pasoeroean Kolobendho, Jum’at (2/3/2012)

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, istilah kolobendhu sendiri muncul pada saat R. Ng Ronggowarsito sedang dalam keadaan susah sehingga ia meratap dan menuliskan serat atau syairnya sebagai gambaran masa depan tentang terjadinya suatu jaman yang  tidak karuan sehingga akhirnya muncul istilah zaman edan.

“Yen ra edan ra keduman (kalau tidak gila tidak kebagian, red),” tambahnya.

Meski demikian, dirinya menganggap bahwa pemilihan tema atau kata tersebut mungkin sudah menjadi kehendak ‘langit’ sehingga muncul dorongan ide pengambilan tema tersebut.

“Entah, mungkin sudah menjadi dorongan dari ‘atas’ langit sehingga muncul ide tersebut,” ujar Kaji Karno yang mengaku perlu dilaksanakannya seminar budaya untuk membuka wawasan masyarakat ke depan.

Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, jaman kolobendho yang pernah ditulis Ki Ronggowarsito tertuang dalam serat atau syair “sabda tama” akan mulai muncul dengan berbagai pertanda, salah satunya, akeh wong wadon ora setia karo bojone (banyak wanita yang tidak setia dengan suaminya,red ).

Sementara itu,dari hasil penelusuran wartarbomo, pengambilan tema kolobendho ternyata dilakukan oleh panitia pelaksana (EO) setelah mendapat persetujuan dari leading sector kegiatan yakni pihak Disporabud Kota Pasuruan.

Menurut salah seorang panitia, munculnya ide tersebut lantaran pihak Event Organazier dituntut untuk memunculkan ide yang berbeda dari tahun sebelumnya.

“Tiba-tiba muncul istilah Kolobendhu yang nurut orang-orang artinya jaman dahulu,” ujar Zainul, salah seorang panitia yang mengaku pertama kali memunculkan ide tersebut..

Sementara itu, Pihak Disporabud Kota Pasuruan, Mahbub Efendi saat ditemui wartabromo hanya mengatakan akan melakukan evaluasi terhadap segala kekurangan yang telah dilakukan oleh panitia selama kegiatan.

“Kita akan melakukan evaluasi terhadap segala macam kegiatan yang kita selenggarakan,” ujarnya. (yog/yog)