Akses Terdekat Ke Sekolah, Jembatan Bambu Membahayakan

264
Membahayakan - Sejumlah siswa tampak sedang melintas di atas jembatan bambu di Desa Gambiran Kecamatan Prigen, Pasuruan. Jembatan yang dibangun secara swadaya dan menjadi akses terdekat warga dengan wilayah sekitarnya tersebut kini kian membahayakan.

Prigen (wartabromo) –  Memprihatinkan, itulah kata yang bisa diucapkan melihat kondisi sarana penghubung antar desa di Kecamatan Prigen, Pasuruan. Akses jalur terdekat di Desa Gambiran, Prigen tersebut terbuat dari jembatan bambu yang hanya bisa dilalui kendaraan secara bergantian. Selain itu, jalur tersebut juga menjadi jalur alternatif pilihan bagi ratusan siswa SD Gambiran, Prigen menuju ke sekolahnya.

Langit  pagi masih merona ketika puluhan siswa menyusuri jembatan bambu yang melintang di atas sungai berbatu di Desa Gambiran, Prigen. Tangan-tangan mungil siswa SD tersebut tampak berusaha seerat mungkin memegang batang bambu yang menjadi pembatas jembatan agar tak terjatuh ketika melintas di atasnya.

Bahkan, Salah seorang siswa tampak sedikit khawatir karena jembatan tersebut sempat bergoyang dan berbunyi ketika ia dan sejumlah temannya menginjak lonjoran bambu yang sudah tua.

Memang, Selain sudah lapuk, jembatan tersebut hanya disanggah oleh beberapa tiang bambu, sementara kawat pengikatnya sudah banyak yang berkarat. Bahkan bibir tumpuannya nyaris ambrol karena sering disapu aliran sungai.

“Sebenanarnya saya takut kalau melintas mas,” ujar Fiona,salah seorang siswa SD sambil melirik ke arah jembatan yang memiliki

Jembatan Bambu ini memang menjadi satu-satunya jalur terdekat di daerah setempat. Jembatan tersebut dibangun secara swadaya oleh warga karena jembatan beton yang pernah dibangun oleh pemerintah ambrol tersapu banjir sekitar setahun yang lalu.

Warga terpaksa membuat jembatan alternatif dari bambu karena hingga kini belum pernah ada upaya perbaikan yang dilakukan pemerintah guna mengganti jembatan beton yang rusak tersebut.

“Kami minta segera dibangun, kasihan anak-anak yang melintas,” kata Ardiasyah, salah seorang warga.

Menurutnya, jembatan ini sangat dibutuhkan oleh warga karena jika melewati jalur lain jaraknya mencapai hingga 5 kilometer dan harus naik turun gunung.

“Sudah pernah dilaporkan beberapa kali, namun belum ada perbaikan,” pungkas Ardiansyah yang ditemui saat hendak melintas di atas jembatan bambu tersebut. (jr/yog)