BPBD Keluhkan Minimnya Armada Atasi Krisis Air Bersih

361
Pembagian air bersih. (Foto: Nik's Dokumen)

Pasuruan (wartabromo) – Dari 37 desa dinyatakan rawan kekeringan, 13 diantaranya sudah mengalami krisis air bersih. Akibat kekurangan armada mobil tangki, upaya penyaluran air bersih dari pemerintah daerah menemui berbagai hambatan.

Saat ini ribuan warga di 13 desa di sejumlah kecamatan hanya bisa mengharapkan bantuan air bersih dari pemerintah. Pasalnya untuk mendapatkan air di luar wilayahnya, mereka harus menempuh jarak berkilo-kilo meter.

Untuk mengatasi krisis air, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyuplai air bersih ke sejumlah desa. Namun karena keterbatasan armada, suplai air  menemui banyak kendala.

Pembagian air bersih yang sebelumnya ditargetkan bisa sekali dalam sehari meleset. BPBD terpaksa menyuplai air secara bergilirian; desa yang paling membutuhkan diprioritaskan.

“Kita bergiliran, 2 kali sehari di satu desa,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Yudha Triwidya Sasongko, Sabtu (4/8/2012).

Kendala itu, lanjut Yudha, disebabkan terbatasnya armada mobil tangki yang dimiliki. Saat ini Pemkab hanya memiliki 4 armada. Sementara jika ditilik dari banyaknya daerah rawann kekeringan di Kabupaten Pasuruan, minimal dibutuhkan 10 mobil tangki.

“Untuk mengatasi kendala itu kita akan berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan, terutama perusahaan air minum dalam kemasan agar lebih punya kepedulian,” ujarnya.

Desa-desa yang sudah mengalami krisis air terdapat Kecamatan Lekok, Lumbang dan Kejayan. Diantaranya Karangjati, Karangasem, Kedungrejo, Jladri, Balonganyar, Wates, Semudusari, Pasinan, Tambak, Bulusari, Tambakrejo, Lekok, Sibon, Lemahbang dan Kejayan. (fyd/fyd)