Akibat Konflik Yayasan, Puluhan Siswa SDI Belajar di Rumah Warga

225
Korban Konflik - Siswa SDI Uswatun Hasanah terpaksa Ngampung belajar di rumah warga

Purwodadi (wartabromo) – Sakno! itulah kata yang terbersit ketika menyaksikan kondisi sekitar 81 siswa SD Islam Uswatun Hasanah Parerejo, Purwodadi. Pasalnya, sejak seminggu terakhir mereka tak lagi bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar di ruang kelas dan gedung sekolah sebagaimana layaknya, menyusul munculnya sengketa di internal Yayasan yang berujung ditutupnya gedung sekolah SD Islam tersebut.

Puluhan siswa terpaksa harus ngampung belajar di rumah-rumah warga untuk bisa tetap bersekolah dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Dari pantauan wartabromo, ada 7 rumah warga di dusun Ngawen Desa Parerejo Kecamatan Purwodadi yang digunakan oleh para siswa untuk bisa tetap mendapatkan ilmu dan mengikuti pelajaran sebagaimana mestinya. Masing-masing 6 rumah warga untuk ruang kelas dan 1 rumah warga lainnya dijadikan kantor staf dan dewan guru.

Pemakaian rumah warga sebagai tempat belajar ini pun hanya menggunakan fasilitas belajar yang minim. Selain itu, sejumlah siswa terpaksa lesehan atau duduk dilantai karena tidak ada bangku yang disediakan.

Menurut Kepala sekolah SD Uswatun Hasanah, Achmari, kondisi tersebut sudah berlangsung sejak seminggu terakhir menyusul ditutupnya Gedung sekolah oleh Pihak Yayasan Uswatun Hasanah melalui Ketua yayasannya, Dz Nasii’n tanpa melalui rapat bersama pengurus lainnya.

“Kita terpaksa mengalah dan pindah ke rumah warga karena sekolahnya ditutup,” ujar Achmari, Kepala Sekolah SD Islam saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (8/8/2012).

Dirinya menjelaskan, masalah internal maupun pribadi di dalam yayasan telah memunculkan konflik yang terjadi hampir setiap tahun. Akibatnya, pihaknya memutuskan untuk membawa anak didiknya keluar dan memilih ngampung di rumah warga.

“Sebenarnya kurang nyaman sama warga. Sebentar lagi kan lebaran dan rumah warga akan banyak tamu,” tambahnya.

Sementara itu, semenjak ditinggal oleh para siswanya, kondisi gedung SDI Uswatun Hasanah sendiri tampak sangat sepi. Sejumlah ruang kelas tampak disegel dengan kayu dan bambu.

Komplek lembaga pendidikan yang berdekatan dengan masjid tersebut letaknya pun tak jauh dari rumah Ketua yayasan, DZ Nasi’in.

“Saya tidak menutup atau mengusir mereka. Tapi, saya hanya ingin menyelamatkan aset yayasan,” ungkapnya saat dikonfirmasi wartawan di rumahnya.

Dijelaskannya, pihaknya terpaksa melakukan hal tersebut, karena merasa ada sejumlah pihak yang ingin mengambil alih serta merusak aset yayasan yang dikelolalanya.

“Kalau ingin sekolah di sini, siswa harus menunggu dewan guru baru,” pungkasnya.(yog/yog)