Lahan Gandum di Kabupaten Pasuruan Menyusut

738

Pasuruan (wartabromo) – Tanaman gandum (Triticum spp.) menjadi komoditas unggulan Kabupaten Pasuruan. Tanaman gandum di kawasan lereng Gunung Bromo Kecamatan Tosari dipanen bulan ini.

Gandum di Kabupaten Pasuruan awalnya dibudidayakan pada 2007 seluas 150 hektar. Namun luas lahan terus menyusut karena kalah bersaing secara ekonomis dengan tanaman sayuran seperti kentang, bawang prei, kubis dan wortel. Petani lebih memilih menanam sayuran.

“Jika menanam ketang petani mengantongi keuntungan hingga Rp 20 juta, sedangkan tanaman gandum hanya Rp 3 juta-Rp 8 juta,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan, Ihwan, Kamis (17/10/2013).

Saat ini terdapat seluas 25 hektare tanaman gandum di kawasan lereng Gunung Bromo Kecamatan Tosari. 10 haktare diantaranya ditanam Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan untuk pembibitan. Produksi gandum Kabupaten pasuruan 4 ton per hektare, lebih besar dari India 2 ton per hektare.

Baca Juga :   Direktur RSUD Waluyo Jati Dilukir ke Dispersip

Tanaman gandum menjadi tanaman sela saat musim kemarau. Lahan yang setiap tahun ditanami gandum terbukti lebih subur serta memutus rantai hama penyakit fusarium yang menyerang kentang. Varietas gandum ditanam di Kabupaten Pasuruan yakni selayar, nias dan dewata.

Tanaman sub tropis ini hanya cocok ditanam di Tosari yang memiliki ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan daerah lain seperti Puspo, Purwosari dan Tutur yang ketinggian di bawah 1.000 mdpl produktifitasnya rendah tak lebih dari 1 ton per hektare. Awal budidaya gandum, didatangkan bibit dari Kementerian Pertanian sebanyak 50 kilogram.

“Bibit tanaman gandum dipasok untuk 13 Kabupaten di enam provinsi. Namun sejauh ini hanya Kabupaten Pasuruan yang menanam gandum di atas lahan lebih lebih dari 10 hektare.  Bibit tersebut telah bebas hama dan penyakit, sedangkan jika mendatangkan bibit dari luar negeri rawan penularan hama dan penyakit,” pungkasnya.

Baca Juga :   Ini Curhatan Prabowo saat Bertemu Kiai dan Habaib di Sidogiri

Hasil produksi gandum dipasarkan untuk kebutuhan lokal, serta secara rutin memasok tepung gandum ke Bali. Rata-rata sebulan dibutuhkan sebanyak 200 kilogram untuk makanan olahan vegetarian bagi wisatawan mancanegara. Selebihnya untuk kebutuhan bibit gandum di dalam negeri.  (fyd/fyd)