Khawatir, Sejumlah Warga Minta MoU dan PKS Proyek Umbulan Dibatalkan

758

demo umbulan wargaPasuruan (wartabromo) – Kantor Pendopo Kabupaten Pasuruan didatangi oleh puluhan warga yang mengatas namakan Forum Masyarakat Bersatu (Format), Senin (30/12/2013. Mereka menuntut agar Pihak Pemkab Pasuruan membatalkan Mou maupun Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Propinsi Jawa Timur terkait mega proyek Umbulan yang bernilai triliunan.

Sambil membawa poster dan spanduk berisi tuntutan dan kecaman, puluhan warga yang mengaku berasal dari tiga kecamatan yakni Rejoso, Lekok dan Nguling ini berorasi di depan pintu masuk Pendopo Kabupaten Pasuruan.

“Selama ini, kami kekurangan air bersih. Tapi mengapa air umbulan justru akan dibawa ke Surabaya,” teriak H. Faridz dalam orasinya.

Pria yang mengaku berasal dari Desa Jatirejo Kecamatan Lekok, Pasuruan tersebut mengaku khawatir jika megaproyek umbulan benar-benar terjadi. Warga didaerahnya yang menurutnya dahulu pernah bisa merasakan segarnya air umbulan tak lagi kebagian air bersih setelah proyek tersebut dilaksanakan.

Baca Juga :   Bupati Pasuruan : Kita akan Selamat Kalau Tidak Bermain dalam Anggaran

“Di Lekok itu ada tower air buatan belanda yang dahulu bisa dialiri air dari umbulan. Kalau dijual ke Surabaya kita kebagian apa nantinya,” ujarnya dengan polosnya.

Faridz dan sejumlah rekannya menyebut tuntutannya dengan istilah Tritura (tiga tuntutan rakyat ) dan dituliskan jelas diatas spanduk yang dibawanya yakni menolak megaproyek umbulan dan menentang segala bentuk eksploitasi sumber kekayaan alam dengan dalih apapun ; Meminta Bupati Pasuruan membatalkan MoU dan PKS tentang pemanfaatkan mata air umulan dan sekitarnya untuk penyediaan air minum ; Meminta pertanggungjawabkan dan penjelasan kepada gubernur jawa timur terhadap pelaksanaan mega proyek mata air.

Namun anehnya, meski tiga tuntutan tersebut jelas ditulis di spanduk yang dibawanya, namun perwakilan warga tersebut terkesan plin-plan. Pasalnya mereka mengaku jika air bersih atau air umbulan bisa mengalir ke daerahnya serta ada jaminan tidak terjadi kekurangan bagi tambak dan lahan pertanian maka warga dengan senang hati mempersilahkan proyek tersebut dilaksanakan.

Baca Juga :   Santriwati Jadi Korban Cabul Pengasuh PP di Gempol

“Tolong penuhi kebutuhan air bersih kami dulu, kalau memang dipenuhi ya monggo,” tambah pria yang ditunjuk sebagai korlap aksi ini.

Puas berorasi, tak satu pun perwakilan warga yang berniat untuk bertemu dengan Bupati maupun pihak Pemkab Pasuruan. Mereka memilih membubarkan diri dengan tertib.

“Jika tidak ada respon maka kami akan datang dengan massa lebih besar, “ancam salah seorang warga.

Sebelumnya, unjuk rasa warga terkait megaproyek umbulan tersebut sempat dikabarkan akan mengerahkan sebanyak 200 massa. Namun ternyata yang turun ke jalan sekitar  20 orang. (yog/yog)