179 Anak Kurang Mampu Diundang Ikuti Khitan Massal

1462

Lekok (wartabromo) – Sebanyak 179 anak kurang mampu mengikuti khitan massal yang digelar di empat puskesmas secara serentak. Khitanan massal ini dilakukan Untuk membantu meringankan beban orang tua anak.

Foto: Emil
Foto: Emil

Khitan massal ini digelar serentak di sejumlah puskesmas di Kecamatan Lekok, Grati, Rejoso dan Nguling. Puluhan dokter dan mantri terlibat dalam kegiatan ini.

Ke-179 anak tersebut berasal dari 4 kecamatan di wilayah timur Kabupaten Pasuruan, yakni 77 anak dari Lekok, 25 anak dari Rejoso, 39 anak dari Nguling dan 38 anak dari Kecamatan Grati, Minggu (27/11/2016).

Kegiatan ini dimotori Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Pasuruan. TP-PKK bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan dalam pelaksanaannya.

Baca Juga :   Curi 2 Tabung Elpiji, Empat Nelayan di Pasuruan Masuk Penjara

“Kita terus bergerak dari wilayah satu ke wilayah lainnya. Dan khusus untuk khitan massal ini kita prioritaskan bagi anak-anak yang kurang mampu. Mereka ingin sunat tapi orang tuanya masih belum memiliki banyak kemampuan financial. Maka dari itu, kami hadir untuk bisa membantu mereka semua,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf, di sela-sela melihat jalannya khitan massal di Puskesmas Lekok.

Kegiatan tersebut, kata Lulis, merupakan agenda tahunan PKK Kabupaten Pasuruan dari Pokja I. Dinas Kesehatan berperan menyiapkan tenaga dan pendukung lainnya.

“Setiap peserta khitan massal mendapatkan baju muslim lengkap serta uang santunan, dengan harapan dapat membahagiakan anak-anak yang senang disunat,” jelas Lulis.

Baca Juga :   Innalillahi! Nenek Sebatang Kara Tewas Terpanggang

Dari pantauan di lapangan proses khitan massal berjalan lancar meski ada beberapa anak yang memang usianya masih kecil, tapi ingin disunat, tiba-tiba ketakutan saat bertemu dokter dan dilihat.

Banyak juga anak yang berani dan tenang saat melihat jarum suntik dan peralatan medis lainnya. Muhammad Zaenal (9) mengaku tak takut disunat karena dirinya betah dalam menahan sakit.

“Sakitnya cuma sebentar, trus selesai, dapat uang lagi,” celotehnya dengan diikuti tawa kedua orang tuanya. (*/*)