Puluhan Hektar Tanaman Padi Terserang Virus RTBV

1844

Dringu (wartabromo.com) – Puluhan hektar tananam padi di dua desa, yakni Desa Tamansari dan Randuputih, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, terserang virus. Akibat serangan virus ini, tanaman yang berusia satu bulan lebih itu menguning, meranggas dan kerdil.

Sutowo (56), salah satu petani Desa Randu Putih, mengatakan, jika dirinya dan petani lainnya resah dengan penyakit kuning yang menyerang tanaman padi. Serangan penyakit kuning terus mengganas meski sebelumnya mengikuti saran dari petugas Penyuluh Pertanian dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat. Dimana petani diminta untuk mengeringkan lahan miliknya dan kemudian melakukan penyemprotan menggunakan insektisida sebagai upaya pengendalian.

“Tapi sia-sia, tetap saja tanaman padi kami terus menguning. Justru areal tanaman padi yang terserang semakin meluas dan menyebar hingga ke petak sawah petani lainnya. Di dua desa yang saling berbatasan iini, setidaknya lebih dari 30 hektar lahan yang terserang,” ujarnya, Sabtu (21/1/2017).

Baca Juga :   Sapi Hitam Ditinggal Pencuri Dibawah Jembatan Muneng

IMG-20170121-WA0014

Penyakit kuning ini diduga disebabkan oleh dua jenis virus, yakni Rice Tungro Baciliform Virus (RTBV) yang bentuk batang, dan virus Rice Tungro Spherical Virus (RTSV) yang bentuk bulat. Kedua virus ini sama-sama menyerang tanaman padi pada bagian batang dan daun padi. Hingga menyebabkan tanaman padi menjadi kerdil, daun bewarna kuning jingga, disertai bercak-bercak bewarna coklat.

Sementara Abdullah (45), petani asal Desa Tamansari, mengaku mengalami kerugian hingga Rp. 15 juta akibat serangan virus itu. Lantaran modal untuk menanam padi dan perawatannnya di lahan seluas 1 hektare, tidak akan balik modal. Menurutnya, jika kondsi normal dari lahan 1 hektare bisa menghasilkan hingga Rp 30 juta.

“Dapat dipastikan hasil panen tidak akan maksimal karena kena penyakit ini. Tapi sedikitpun kami tidak tahu harus berbuat apa untuk mengatasi penyakit ini. Kami pasti rugi, karena tidak dapat apa-apa, padahal lahan itu kami hasil menyewa,” ungkap Abdullah. (saw/saw)