Napi ‘Curhat’ ke Kapolresta, Agar Dapat Pekerjaan Layak Saat Keluar Dari Penjara

1881

Mayangan (wartabromo.com) – Tak ingin terjerumus lagi dalam dunia kelam sebagai pelaku curanmor, Tosan berharap mendapat pekerjaan seusai pulang dari hotel prodeo. Curahan hati (curhat) itu, ia sampaikan saat disambangi Kapolresta Probolinggo AKBP. Alfian Nurrizal, di Lapas Kelas IIB Probolinggo, Selasa (27/6/2017) siang.

Tosan mengatakan status narapidana (Napi) dimata masyarakat identik dengan para pelaku tindak kriminal dan dianggap sebagai sampah masyarakat.

Cap itu, menurutnya memang ada benarnya, apalagi dirinya ketika masih menghirup udara bebas, memang sering berbuat kriminal.

Namun semua itu, dilakukan karena terdesak kebutuhan hidup untuk memenuhi nafkah keluarga. Sementara disisi lain, dirinya tak punya skill yang handal dalam mengais rejeki.

Baca Juga :   Kurikulum Dunia Akhirat

“Karena memang kebutuhan ekonomi. Akhirnya banyak diantara kami yang berbuat nekat menjadi pelaku kejahatan dan pada akhirnya menghuni sel tahanan. Tentunya kami tidak ingin kembali terjerumus dalam dunia gelap tersebut,” kata Tosan.

IMG-20170627-WA0015

Pria yang mendapat kunjungan anak istrinya itu, berharap masyarakat mau menerimanya kembali dengan baik. Ia juga berharap, temannya yang sesama pelaku kriminal tak lagi menyeretnya lagi dalam kasus kriminal.

“Begitu keluar kami terkendala dengan status sosial. Kami juga berharap tidak diambil kembali setelah keluar. Kami membutuhkan tuntunan dari pak kapolres. Kami juga mohon ke pemerintah agar kami mantan narapidana diberikan pekerjaan yang layak,” ujarnya kepada AKBP. Alfian.

Menanggapi ‘curhatan’ para napi itu, Kapolesta AKBP. Alfian Nurrizal, mengatakan secara institusi, kepolisian tidak punya wewenang dalam pemberdayaan atau pelatihan kewirausahaan bagi napi. Pelatihan keterampilan hidup, biasanya diberikan oleh Lapas atau Rutan.

Baca Juga :   Ngeri! Begini Penampakan Kemacetan di Perempatan Taman Dayu

Meski begitu, pihaknya akan mengupayakan yang terbaik bagi napi agar dapat diterima oleh masyarakat nantinya.

“Salah satunya dengan kerjasama dengan lapas, melalui pembinaan dan silaturrahmi. Sehingga ketika mereka keluar, tidak ada stigma negatif lagi di masyarakat. Tentunya setelah keluar, kami arahkan pada kegiatan yang positif, agar tak terjerumus kembali,” kata pria kelahiran Pulau Garam Madura ini.

Sementara itu, Kalapas Probolinggo Iman Purwanto, selama libur lebaran, mengungkapkan pada hari idul fitri ini, pihaknua membwrikan tambahan waktu besuk. Terdapat ratusan napi yang dikunjungi keluarganya, terutama yang domilisinya di sekitar Probolinggo.

“Kami memberikan perpanjangan waktu kunjungan selama 1 jam, bagi keluarga yang mengunjungi warga binaan yang jauh,” terang Imam. (fng/saw)