Menariknya Tradisi Praonan di Lebaran Ketupat

2255

Pasuruan (wartabromo.com) – Lebaran ketujuh (lebaran ketupat) sepertinya waktu yang ditunggu-tunggu warga menghabiskan sisa liburan dengan beragam aktivitas menarik. Praonan atau naik perahu mengelilingi lautan, sepertinya satu di antaranya.

Pelabuhan Kota Pasuruan, sejak pagi hingga sore pada Minggu (2/7/2017) ini, terlihat ramai. ribuan warga berbagai usia memadati jalanan, sedang yang lain gembira berada di atas perahu nelayan yang bersandar.

Sebagian perahu atau kapal berukuran kecil maupun besar juga berlalu lalang mengangkut puluhan warga, kemudian satu perahu merapat dan menurunkan warga yang telah berkeliling.

Salah seorang warga bernama Devan (22), asal Trajeng, Kota Pasuruan menuturkan, bahwa praonan dianggap sudah menjadi tradisi, sehingga ia bersama teman-teman sebayanya tidak pernah absen merayakan, bersukacita berkeliling di tengah laut.

Baca Juga :   Geger Temuan "Candi" di Candiwates

PicsArt_07-02-03.43.57

“Sudah tradisi kalau lebaran ketupat (hari raya ketujuh) praonan. Senang-senang dan selfi-selfi bersama di laut,” ujar Devan setelah turun dari perahu.

Tidak ada perasan takut atau khawatir terjatuh, karena di perairan Kota Pasuruan bagian laut jawa ini, dikenal tenang dengan ombak yang tidak begitu besar.

Pesona praonan ternyata juga mulai dinikmati warga luar Kota Pasuruan. Salah satunya adalah Afrianto (34), asal Blimbing, Malang, yang mengaku memanfaatkan momentum berlebaran dengan memutari lautan.

“Kebetulan tadi unjung-unjung ke rumah teman yang berada dekat pelabuhan. Ini pengalaman istri dan dua anak saya, naik perahu ke tengah laut. Mereka senang. Kalau saya sudah pernah waktu bujang dulu,” kata Afrianto.

Baca Juga :   Jembatan Penghubung Antar Desa di Wonomerto Ambruk

Menurut Afrianto, biaya untuk menumpang perahu tergolong murah, yakni sebesar Rp 10 ribu per kepala. Bahkan kedua anaknya tidak dipungut biaya, sehingga saat itu ia mengeluarkan uang sebesar Rp 20 ribu, jumlah total ongkos menumpang bersama istrinya saja.

PicsArt_07-02-02.49.28

Sementara itu, Muhari (52), seorang pengelola jasa perahu, asal Ngemplakrejo, Kota Pasuruan mengungkapkan rasa syukur, karena masih diberikan kesempatan mendapatkan rezeki pada tradisi lebaran kali ini.

“Lumayan lah, masih diberi kesempatan ikut praonan. Hitung-hitung hasilnya bisa beli jajan anak-anak,” ujar Muhari.

Selain pelabuhan Kota Pasuruan, tradisi praonan di lebaran ketupat juga ada di beberapa titik pesisir utara, di antaranya terpusat di Dusun Kisik, termasuk wilayah Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan. (ono/ono)