Kemarau Memuncak di Bulan September, BMKG Waspadai Kebakaran Hutan dan Kekeringan

946

Pasuruan (wartabromo.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Geofisika kelas II (BMKG), Tretes, Kabupaten Pasuruan, memperkirakan musim kemarau yang tengah berlangsung sejak awal bulan Mei 2107 lalu, diperkirakan akan memuncak pada akhir bulan September 2017 mendatang, sehingga diminta untuk mewasdai terjadinya kebakaran hutan dan kekeringan.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Pasuruan menjelaskan, bahwa pada puncak kemarau itu, akan menjadikan suhu permukaan tanah mencapai rata-rata 30°C hingga lebih 33°C.

Dengan kondisi suhu panas itu, dikatakan oleh Suwarto, bisa menyebabkan terjadinya kekeringan akibat sumber mata air menyusut hingga keretakan tanah, terutama pada lahan-lahan pertanian.

Selain itu, pada kemarau tahun ini juga diminta untuk mewaspadai ancaman kebakaran hutan di kawasan pegunungan wilayah Pasuruan, lantaran tersulut oleh panas suhu tanah yang terbilang cukup tinggi.

Baca Juga :   Revitalisasi Tahap Akhir Kawasan Masjid Cheng Hoo Menelan Rp 2 M

“Karena matahari di bulan September tersebut akan berada tepat di garis katulistiwa. Kemungkinan kemarau berakhir Oktober nanti,” terang Suwarto.

PicsArt_07-07-08.50.11

Kepala Stasiun Geofisika (Kesgeo) Pasuruan, Suwardi membenarkan, bahwa sebagian besar wilayah Jawa Timur sudah memasuki musim kemarau, tak terkecuali wilayah Pasuruan. Hanya saja untuk beberapa hari ke depan masih terdapat hujan dengan skala kecil.

Dijelaskan kemudian, bahwa di wilayah Pasuruan, mulai hari ini sampai hari Sabtu (8/7/17) esok, diperkirakan cuaca berawan, dengan suhu 15°C-29°C dan kelembapan tanah 53%-87%. Selanjutnya pada Minggu (9/7/17) hingga Selasa (22/7/17), akan terjadi hujan ringan pada sore hari dengan suhu 17°C-28°C dan kelembapan 63%-92%.

“Meskipun musim kemarau, hujan masih berpeluang terjadi hingga 7 hari ke depan, terutama di daerah Puncak Tretes dan sekitarnya,” ungkap Suwardi.

Baca Juga :   Peringati HUT RI, Pemkab Gerak Jalan Berkostum Pejuang

Lebih rinci dikatakan, pada bulan Agustus, air hujan di Pasuruan akan turun dengan curah maksimal 20 mm, sehingga kuantitas maupun volume hujan yang akan turun dinilai sangat sedikit.

Sementara itu, untuk tahun ini disebut tidak terdapat kondisi ektrim yang bisa menyebabkan diantaranya cuaca buruk berupa hujan badai di tengah lautan.

Dan untuk saat ini tinggi gelombang pada permukaan laut di daerah Pasuruan hingga Probolinggo terpantau masih pada batas normal.

“Dari data yang saya dapat gelombang laut hanya 1,5-3 meter. Jadi para nelayan masih cukup aman untuk berlayar,” pungkas Suwardi. (ozi/ono)