Wisatawan Ditinggal Saat Nikmati Kawah, Jasa Kuda Bromo Dinilai Tak Profesional

1963

 

Sukapura (wartabromo.com) – Penyedia kuda tunggang di kawasan wisata Gunung Bromo dinilai tidak profesional oleh sejumlah wisatawan. Pasalnya, terdapat oknum penyedia jasa kuda diungkap telah meninggalkan seorang pengunjung, yang saat itu tengah menikmati indahnya kawah Bromo, meski sudah membayar penuh.

Hal tidak mengenakkan itu dialami oleh Jessica, warga Kecamatan Sukun, Malang, terjadi pada Kamis pekan lalu, usai perayaan Kasada.

Dituturkan, bahwa ia menggunakan jasa kuda untuk menuju kawah Bromo, dengan tarif Rp. 150 ribu. Biaya sebesar itu sedianya untuk jasa kuda dari parkiran jip hingga mencapai bawah tangga kawah dan sebaliknya.

Namun, sikap tidak profesional dengan cara mengambil untung sepihak itu dirasakan saat Jessica turun dari kawah Bromo, yang ternyata si tukang kuda sudah tidak berada ditempat.

Baca Juga :   Video Kecelakaan Rombongan Penjual Tape asal Sukorejo Vs Bus Pariwisata

“Saya bayar dulu sebelum naik, janjinya akan ditunggu. Tapi pas waktu saya turun dari kawah, dia tidak ada meski saya tunggu hampir satu jam. Ya akhirnya, saya jalan kaki menuju tempat parkir sepeda motor,” tutur Jessica, Senin (17/7/2017).

Ketua Paguyuban Penyedia Jasa Kuda Bromo, Gitok, sangat menyesalkan ulah oknum penyedia jasa kuda tersebut.

Pasalnya, selama dirinya menjadi ketua paguyuban selama 12 tahun, peristiwa memalukan itu tak pernah ia dengar.

“Ini baru pertama kalinya saya mendengar keluhan itu. Bisa jadi ini ulah dari orang-orang baru, karena kalau orang lama pasti tidak akan melakukannya. Sayangnya kami tidak dapat memberi sanksi, karena pengunjung itu tidak tahu kuda atau orangya,” katanya.

Baca Juga :   Produsen Arak di Pandaan Dikenal Pendiam

Menurut Gitok, saat ini ada sekitar 50 kuda baru dan belum masuk dalam paguyuban yang berjumlah 280 kuda.

Dengan kejadian tersebut, dalam dua hari ke depan pihaknya akan mengumpulkan para pemilik kuda, baik yang sudah masuk paguyuban atau belum. Para penyedia jasa ini, akan diberi pencerahan oleh Supoyo dan Matacis, dua tokoh masyarakat Suku Tengger, untuk mencegah kejadian serupa tidak terulang kembali.

Pria asal Desa Ngadisari ini, juga tak luput memberikan tips agar aman dan nyaman berwisata di kawasan Bromo.

Pertama adalah menanyakan nama dan nomor telepon seluler penyedia jasa kuda. Yang kedua adalah memoto pemilik atau kuda yang disewa itu.

Baca Juga :   Pasang Stiker Berlogo Kesatuan TNI Truk Material Tetap Ditilang

“Jika ada yang nakal, dengan menunjukkan foto kudanya saja pasti kami ketahui. Dia pasti kami sanksi untuk tidak bekerja berbulan-bulan sebelum diperbolehkan oleh paguyuban,” tandas Gitok. (cho/saw)