KNKT sebut Palang Besi Truk Pemicu Banyaknya Korban Bus vs Truk di Probolinggo

1094

 

Gending (wartabromo.com) – Tak hanya Ditlantas Polda Jatim dan Korlantas Mabes Polri, Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) juga melakukan ivestigasi kecelakaan maut antara bus dengan truk di jalur pantura Probolinggo. Palang besi atau pipa bak truk pakan ternak diduga menjadi pemicu banyaknya korban jiwa.

Petugas KNKT berada di Probolinggo sejak Sabtu (15/7/2017) kemarin. Selain telah menyelidiki lokasi, komite juga melakukan pemeriksaan terhadap badan bus malam Medali Mas nopol N-7130-UA yang disopiri oleh Rifai sekaligus truk dengan nopol DR-8600-AB bermuatan pakan ternak yang disopiri Munawir.

Berdasarkan pengamatan langsung pada bangkai kendaraan, ada beberapa hal penting yang menjadi catatan pihak KNKT.

Diantaranya, kondisi deformasi atau perubahan bentuk pada sisi kanan bus yang masuk dalam zona “survival space”. Survival Space, merupakan area dimana penumpang atau pengemudi kendaraan bisa tetap bertahan hidup saat terjadi kecelakaan.

Baca Juga :   DLH Jatim Akui Kurang Kroscek, Tak Berikan Amdal Umbulan ke Pemkab Pasuruan

Pada kasus kecelakaan ini, di dalam bangkai bus tetdapat matrial berupa palang atau pipa besi yang diketahui merupakan bagian truk, masuk ke dalam bus.

“Itulah yang menjadi penyebab fatal, sehingga jatuh banyak korban,” duga Dwi Bakti Permana, koordinator investigasi, Senin (17/7/2017) siang.

Selain bangkai kendaraan, dijelaskan sebelumnya, KNKT juga melakukan penyelidikan di lokasi kecelakaan maut, yang berada di jalan raya Bentar, Desa Curah Sawo, Kecamatan Gending.

Diantaranya, pengukuran lebar badan jalan, sudut kemiringan, kondisi geografis serta keberadaan rambu-rambu lalu lintas. Setidaknya ada 5 titik yang menjadi fokus, yakni dari titik tumbuk awal, hingga titik tumbuk akhir.

KNKT juga menggunakan pesawat tanpa awak atau drone, untuk mengetahui kondisi geografis lokasi kejadian.

Baca Juga :   Berebut Ingin Joget, Panggung Dangdut Buruh SPSI Ambruk

Hasil investigasi ini akan direkomendasikan kepada sejumlah stakeholder yang berkaitan dengan jalan raya. Seperti kementrian PU, Kementrian Perhubungan, dan Kepolisian.

Meski begitu, ia tidak membeberkan rekomendasi apa yang nantinya akan diberikannya.

“Belum bisa kami sampaikan, karena kami masih harus mengolah data yang didapat dari lokasi kejadian dan bangkai kendaraan,” ujar Bakti.

Sementara itu, Kabid Manejemen dan Keselamatan Transportasi Dishub Kabupaten Probolinggo, Hari Pribadi mengatakan, pihaknya tidak bisa ikut campur terlalu jauh untuk urusan penerangan, maupun pemasangan rambu. Sebab, jalur tersebut merupakan jalan nasional, yang pemeliharaannya dilakukan oleh balai besar atau Dishub Provinsi.

“Kami hanya membantu saja, termasuk perantingan dan perawatan PJU. Karena kalau ikut campur terlalu jauh, kami malah takut salah. Sebab itu berkaitan dengan alokasi dana,” kata mantan Sekcam Pajarakan ini.

Baca Juga :   Sepi Peminat, PDIP Probolinggo Perpanjang Penjaringan Cabup/Cawabup

Diwartakan sebelumnya, sepuluh penumpang bus dinyatakan tewas setelah bertabrakan dengan truk yang melaju di jalur pantura, Desa Curah Sawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, sekitar pukul 02.30 WIB, Jum’at (14/7/2017) dini hari.

Tabrakan terjadi setelah bus dari arah barat tak mampu menghindar saat berpapasan dengan truk yang melaju yang disebut-sebut menghabiskan bahu jalan di tikungan gelap itu. (lai/saw)