Peduli Pacitan, Siswa SMK di Kota Pasuruan Sisihkan Uang Saku

2210

Pasuruan (wartabromo.com) – Ratusan siswa-siswi SMK PGRI 1, sisihkan uang saku untuk membantu korban bencana alam di Pacitan. Penggalangan dana spontan dilakukan, sejak bencana melanda kampung halaman mantan Presiden SBY itu.

Sejumlah siswa terlihat berkeliling dengan membawa kotak, masuk ke tiap ruang kelas gedung sekolah. Terdengar tawa siswa ketika kotak bertulis “Peduli Pacitan” menghampiri mereka.

Beberapa siswa seperti berlomba memasukkan uang ke dalam kotak dengan besaran beragam, mulai lembaran sepuluh ribu hingga uang berupa kepingan logam.

Ya, rutinitas itu dilakukan tiap pagi sejak bencana banjir dan tanah longsor melanda sebagian wilayah Pacitan.

Siswa kelas 11 Grafika, Abd Aziz Fuadi mengungkapkan sukacita, turut menyisihkan uang sakunya selama beberapa hari ini.

Baca Juga :   Website Dinas Pendidikan Diretas Hacker

“Uang saku saya Rp 5 ribu, sebagian saya masukkan ke kotak. Awalnya kan kemarin spontan pas tahu ada bencana di Pacitan. Nabung lah, meskipun sangat kecil, yang penting kan ikhlas,” ujar Aziz disambut senyum temannya, Kamis (7/12/2017).

Kepala SMK PGRI 1 Kota Pasuruan, Nisful Layli mengapresiasi aksi penggalangan dana yang dilakukan anak-anak didiknya. Ia mengaku bangga, siswa yang terbilang masih belia memiliki perhatian terhadap derita para korban bencana alam di Pacitan.

Belakangan diketahui kegiatan amal siswa tersebut, kemudian menular juga terhadap guru-guru di sekolah kejuruan ini.

“Sangat mendukung lah. Siswa-siswi kami ternyata memiliki empati terhadap korban bencana,” tutur Layli.

Selain sisihkan uang saku, selama beberapa hari ini, pengurus OSIS juga telah mengumpulkan pakaian bekas layak pakai, dari ratusan siswa dan guru.

Baca Juga :   Gempa Goyang Pandaan

Rata-rata, pakaian layak pakai tersebut berupa seragam sekolah, hingga saat ini terkumpul sebanyak 7 karung.

Diketahui, bencana alam Pacitan masih dalam kondisi masa tanggap darurat penanganan korban bencana, sampai 11 Desember 2017.

Bencana di Pacitan telah merenggut korban jiwa sebanyak 25 orang. Sedikitnya 2.050 orang, tercatat masih mengungsi, meskipun dilaporkan sebagian pengungsi sudah kembali, untuk membersihkan rumah. (ono/ono)