Ketua DPW PPP Jatim Beri Bocoran Rekom Cagub Yang Bakal Didukung

1105

Pasuruan (wartabromo.com) – PPP kemungkinan besar jatuhkan dukungan ke Khofifah Indar Parawansa, untuk bertarung di Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2018. Surat rekomendasi diperkirakan akan dikirimkan ke Khofifah langsung pada 5 Januari 2018 esok.

Bocoran informasi tersebut disampaikan oleh Ketua DPW PPP Jatim, Musyaffa Noer, usai menyerahkan surat rekomendasi dukungan PPP ke Irsyad Yusuf sebagai calon bupati Pasuruan, di sebuah rumah kompleks SMK Negeri 1 Wonorejo.

Disebutkan, pihaknya telah mengusulkan tiga nama calon ke DPP PPP untuk dapat dipilih, yakni Saifullah Yusuf (Wagub Jatim), Khofifah Indar Parawansa (Mensos RI) dan Gus Syafi’in (asal Jombang).

Ia tidak mengelak, saat menyerahkan nama-nama ke pimpinan di pusat, disertai dengan skoring (penilaian) terhadap tiap figur pemimpin di Jatim tersebut. Skoring diperoleh dari serangkaian proses dan mekanisme internal di level regional partai berlambang Ka’bah ini.

Baca Juga :   5 Penogel Hongkong Diamankan di Warung Kopi

Diungkapkannya, skor tertinggi diberikan kepada pribadi Saifullah Yusuf sebesar 70%. Namun menariknya lagi, sebanyak 30% skor disematkan saat Syaifullah Yusuf berpasangan dengan Khofifah.

“Jadi dari tiga figur itu, Gus Ipul (Saifullah Yusuf) tertinggi dengan skor 70%. Terus 30% bila Gus Ipul bergandengan dengan Khofifah,” terangnya.

Akan tetapi dari informasi yang diperoleh Musyaffa, pimpinan PPP cenderung memilih figur Khofifah Indar Parawansa untuk diajukan menjadi calon gubernur.

“Bocoran 5 Januari 2018 (penerbitan rekomendasi). Bocoran kecil ya, ke Khofifah,” ujar Musyaffa.

Selanjutnya ditegaskan, terkait pilihan calon, bola sudah diserahkan ke pusat, sehingga saat ini pihaknya hanya menunggu hasil keputusan resmi untuk selanjutnya digunakan sebagai pegangan dalam pertarungan di Pilgub mendatang.

Baca Juga :   Polsek Purwodadi Bekuk Pemain Lama Pengedar Narkoba

Ia juga enggan memberikan spekulasi dan bahasan, terkait pengaruhnya skor yang dimiliki masing-masing nama calon pada hasil keputusan partai.

“Kita itu kan aparatur (kepanjangan tangan) partai yang ada di pusat. Kalau melakukan perlawanannya apalah artinya. Cuman pemilih itu kan bukan di Jakarta. Jadi partai jangan dikorbankan gara-gara Pilkada, malah kalau bisa Pilkada jadi batu loncatan agar partai ke depan menjadi lebih solid dan besar,” pungkasnya. (ono/ono)