Emak-emak Desa Klampok Usir Polisi Dari Tol Paspro

1813

Probolinggo (wartabromo.com) – Upaya polisi untuk membuka blokir akses jalan menuju proyek tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) oleh warga Desa Klampok, Kecamatan Tongas, gagal. Ratusan personil itu mendapatkan perlawanan dari emak-emak yang kukuh meminta jalan tembus, Senin (26/2/2018).

Sekitar pukul 16:00 WIB, ratusan personil gabungan dari Polresta Probolinggo, TNI dan Satpol-PP, mendatangi lokasi proyek strategis nasional (PSN) tol Paspro di Dusun Krajan, Desa Tongas. Mereka hendak membuka blokade untuk kendaraan besar yang dipasang oleh warga. Tak hanya blokade, mereka juga berencana merobohkan tenda dari terpal yang dibangun warga.

Namun, kegiatan itu diketahui oleh warga yang sedang menyabit rumput. Ia pun segera bergegas ke pemukiman warga. Pencari rumput itu, kemudian memberitahukan warga setempat tentang kegiatan itu. Tentunya saja, warga yang mendengarnya geram.

Baca Juga :   Jalan Tiris Kembali Normal Pasca Longsor

Tanpa disadari oleh petugas, dari balik tanaman jagung, muncul ibu-ibu rumah tangga yang geram dengan kegiatan aparat itu. Pasalnya, hingga saat ini, permintaan warga atas jalan tembus belum juga dipenuhinya oleh pelaksana proyek maupun pejabat pembuat komitmen (PPK). Mereka pun mengusir petugas yang tengah membuka 3 blokade yang berjarak sekitar 1 kilometer antar titik itu.

“Kembalikan jalan kami. Jangan mentang-mentang berkuasa bisa seenaknya menindas rakyat kecil. Penuhi tuntutan kami. Mana janjinya yang mau membuat jalan tembus,” kata Marwiyah.

Aksi spontan warga itu dilakukan karena PPK tol Paspro tak mengindahkan tuntutan masyarakat. Warga juga sangat kesal dengan janji-janji yang dilontarkannya sebelumnya.

“Kami tak mau ganggu pembangunan proyek ini. Tapi tolong tuntutan kami juga dipenuhi,” ujarnya lebih lanjut.

Baca Juga :   PKB Belum Turunkan Rekomendasi Pasangan Gus Irsyad - Gus Mujib

Sementara itu, Wakapolresta Probolinggo Kompol Djumadi, mengatakan pembukaan blokade diatas proyek itu, dilakukan sesuai dengan laporan polisi yang dibuat oleh pelaksana proyek, yakni PT. Waskita Karya. Sebab, blokade yang dilakukan warga, sangat menghambat proses pembangunan PSN yang akan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tersebut.

“Blokade itu harus dibuka, agar kendaraan proyek dapat masuk dan bekerja sesuai dengan target yang dibebankan. Kami bertindak sesuai dengan laporan yang dibuat oleh pelaksana,” kata Kompol Djumadi.

Mendapatkan perlawanan dari emak-emak, satu kompi personil Polresta Probolinggo menarik diri dari lokasi. Mereka berhasil membuka 3 blokade yang dibangun oleh warga. Sementara tenda warga masih dibiarkan tetap berdiri diatasi lahan proyek tol Paspro. (fng/saw)