Di Probolinggo, Elpiji Bersubsidi Kembali Langka

1080


Probolinggo (wartabromo.com) – Sejak dua hari terakhir, warga Probolinggo, elpiji bersubsidi ukuran 3 kg, langka. Untuk mendapatkannya, warga terpaksa berburu hingga ke luar daerah.

Dari beberapa unggahan warganet di media Facebook (fb), kelangkaan elpiji bersubsidi 3 kg itu terjadi di Kota dan Kabupaten Probolinggo. Untuk wilayah Kota Probolinggo, kelangkaan itu terjadi di daerah Kelurahan Kebon Sari Wetan, Kecamatan Wonoasih dan sekitarnya.

Sementara di Kabupaten Probolinggo, kelangkaan itu lebih meluas. Kelangkaan itu terjadi di Kecamatan Kraksaan, Kecamatan Besuk, Kecamatan Dringu dan Kecamatan Leces. Warga mengaku tak menemukan isi ulang gas dalam tabung berwarna hijau itu. Baik di toko pracangan maupun di SPBU Pertamina yang biasa menjualnya.

Baca Juga :   Sopir Ngantuk, Minibus Rombongan Pentakziyah Masuk Sungai

Warga mengaku terpaksa mencari gas elpiji ke lain kecamatan agar dapurnya bisa mengebul. Seperti yang diungkapkan oleh Misnari (55), warga Desa Asem Bakor, Kecamatan Kraksaan. Dengan menggunakan sepeda motor bututnya, ia membawa 1 tabung kosong elpiji 3 kg untuk mencari stok elpiji.

“Sudah keliling cari gas gak nemu-nemu. Tadi juga ke pom Kebon Agung ternyata juga kosong. Gak tahu mau cari kemana lagi, susahnya minta ampun. Ini hanya satu saja buat menanak nasi saja,” keluhnya saat dijumpai wartabromo.com tengah mencari toko yang menjual elpiji bersubsidi di Desa Alas Sumur Lor, Kecamatan Besuk, Senin (18/6/2018).

Hal yang sama juga dirasakan oleh Nuriyah (35), warga Desa Alas Kandang, Kecamatan Besuk. Ia baru mendapatkan elpiji bersubsidi setelah mencarinya ke Desa Bocor Kulon, Kecamatan Pakuniran. Namun harganya lebih mahal di banding harga normalnya. Untuk 1 unit tabung, ia membayar Rp 21.500, padahal biasanya ia cukup merogoh Rp 18.000 saja.

Baca Juga :   Sulit Hamil, Simak Faktor Penentunya

“Katanya karena bukan pelanggannya. Jadi elpiji itu hanya dijual untuk pelanggan saja, kalau dari luar harganya lebih mahal. Tapi gak apa-apa yang penting bisa masak buat keluarga nanti,” tutur Nuriah.

Warga berharap Pemerintah daerah melalukan tindakan nyata agar kelangkaan ini segera teratasi. Terkait kelangkaan ini, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo maupun Kota Probolinggo. (saw/saw)