Cuaca Ekstrem, Petani Jeruk Siam di Pasrepan Merugi

1965

Pasuruan (wartabromo.com) – Petani jeruk siam di Desa Sibon, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan merugi, Selasa (14/08/2018). Cuaca ekstrem disebut membuat kualitas jeruk menurun, bahkan gagal dipanen.

Suhadi, salah satu petani jeruk siam mengaku, hasil panennya tak sebagus biasanya. Akibatnya, banyak petani yang merugi karena gagal panen.
Ia menambahkan, penyebab kegagalan hasil panen tahun ini akibat cuaca ekstrem. Cuaca yang tak tentu seperti musim hujan berkepanjangan, dan musim kemarau yang tak bisa diprakira, membuat kualitas jeruk siam menurun.

“Kemarin tanaman jeruk setiap hari terkena hujan berkepanjangan dan langsung terkena panas berkepanjangan. Apalagi, kawasan sini kalau musim kemarau, air pun susah. Jadi tanaman haus air, dan akibatnya tumbuh kembangnya tidak wajar,” jelasnya.

Baca Juga :   Banyak Caleg Mulai Pasang Iklan, Panwaslu Kota Pasuruan Geram

Jika di tahun sebelumnya, satu petani jeruk siam bisa memanem 15–17 ton untuk ukuran satu hektar kebun jeruk siam. Tahun ini, panen petani hanya berkisar 10–12 ton saja.
Bapak dua anak ini menerangkan, tahun ini, ia hanya mampu memanen jeruk 11 ton. Ditambah lagi, dalam kondisi ini, tengkulak hanya mau membeli jeruknya seharga Rp 5 ribu per kilogramnya. Padahal jika normal, harga yang ditawarkan tengkulak mencapai Rp 7 ribu–10 ribu per kilogram.

“Ya rugi, apalagi harga jual jeruk sekarang ya turun. Tengkulak ya melihat kualitas dan kuantitas jeruk siam ini. Karena cuaca ekstrem, ukuran jeruk juga semakin kecil. Kurang bagus. Tengkulak tidak mau harga biasanya,” tambahnya.

Baca Juga :   Ketika Walikota Pasuruan Turun ke Jalan Bagikan Selebaran Tertib Berlalulintas

Sementara itu, petani lainnya, Suhardi, mengaku, selain karena cuaca, kendala utama sejak bertahun – tahun yang lalu, karena air di desanya susah. Padahal untuk bertani jeruk, membutuhkan banyak air.

“Kalau musim hujan, air melimpah, dan untuk pengairan tanaman jeruk tidak perlu dikhawatirkan, meski terlalu lama terkena hujan setiap hari juga akan berpengaruh pada tanaman jeruk. Tapi, minimal ada air. Nah, musim kemarau, di sini sudah tidak ada air sama sekali. Adapun bantuan pasokan air bersih, tapi bukan untuk tanaman jeruk, tapi untuk minum, dan sebagainya,” pungkas dia. (man/may)