Pawai Bercadar dan Bergaya Angkat Senjata, Kepala TK Minta Maaf

2298

Probolinggo (wartabromo.com) – Pihak Taman Kanak-kanak (TK) dan PAUD meminta maaf karena telah membuat geger media sosial, terkait penggunaan atribut mirip masyarakat sipil bersenjata. Pihak sekolah mengaku kejadian itu diluar kesengajaan.

Hartatik, Kepala TK Kartika V-69 mengaku, bahwa busana dan perlengkapan yang digunakan oleh anak-anak tersebut murni hanya untuk pawai semata, tanpa ada niat kembangkan kekerasan pada anak. Kostum tersebut merupakan properti yang sudah tersedia dan tersimpan di sekolah, untuk meminimalisir biaya.

“Kami tidak ada niat apa-apa, apalagi menanamkan jiwa kekerasan. Semua hanya niat pawai dengan memanfaatkan properti yang ada sehingga lebih hemat,” kata Hartatik, Sabtu (18/8/2018).

Pihaknya mengaku memilih busana tertutup berwarna hitam dengan membawa replika senjata, untuk menyesuaikan tema yang diusungnya, yakni ‘Perjuangan Bersama Rasulullah Untuk Meningkatkan Iman dan Taqwa’.

Baca Juga :   Nikahi Perempuan 20 Tahun, Kakek: Istri Saya Menangis Terharu

“Atas kejadian ini saya meminta maaf kepada masyarakat. Kami berjanji untuk tak mengulangi hal yang sama,” tuturnya.

Diketahui, TK yang terletak di Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggu itu berada dalam naungan Kodim 0820 Probolinggo. Bahkan lokasi sekolah, berada dalam kompleks Makodim setempat.

“Kami tidak tahu kalau TK ini menggunakan atribut seperti itu. Mereka tidak koordinasi sebelumnya, tahu-tahunya begini,” ujar Dandim 0820 Letkol Kav. Depri Rio Saransi.
Atas kejadian itu, pihaknya atas nama Kodim 0820 Probolinggo meminta maaf pada masyarakat dan pihak terkait, serta akan memberikan sanksi kepada sekolah.

“Akan kami siapkan sanksinya, berupa administrasi,” jelas Dandim.

Seperti diberitakan sebelumnya, penampilan TK Kartika saat pawai Kemerdekaan membuat geger sejumlah netizen medsos. Foto viralnya dengan mengenakan pakaian tertutup serba hitam, dan memanggul atribut mirip senjata saat pawai budaya perayaan HUT RI ke-73 mengundang pro kontra di masyarakat. (fng/may)