Gunung Ringgit Terbakar, Pembuatan Arang Diduga Jadi Pemicunya

1575

Prigen (wartabromo.com) – Hutan di kawasan Gunung Ringgit terbakar sejak dua hari terakhir. Pemburu hingga pembakaran arang disebut-sebut jadi pemicu terjadinya kebakaran.

Dari sejumlah informasi, kebakaran terjadi sejak Minggu (9/9/2018) kemarin hingga berlanjut pada Senin (10/9/2018) malam ini.

Sulitnya medan di hutan terbilang di perbatasan kawasan Gunung Ringgit dan Gunung Arjuno ini, jadi salah satu kendala, sehingga api tidak bisa segera dipadamkan.

Belum diketahui luasan hutan ataupun lahan yang terbakar di kawasan termasuk Taman Hutan Raya (Tahura) R Soeryo ini. Beberapa sumber memperkirakan, api terus merembet dan meluas hingga mencapai ratusan hektar.

“Agar tidak semakin meluas, petugas telah memasang sekat bakar. Terutama di daerah Leduk, kawasan hutan milik Perhutani,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana.

Baca Juga :   Dikerjakan 3 Tahun, Harga Selembar Batik Mencapai Rp 35 Juta (2)

Sekat bakar itu mulai dipasang hari ini, setelah api terus merembet turun hingga mendekati hutan di wilayah kewenangan Perhutani.

Diungkapkan, penyebab kebakaran juga belum dapat diketahui secara pasti. Namun, dari laporan yang dicatat, kegiatan pembuatan arang oleh warga, diperkirakan jadi salah satu pemicunya.

“Repot juga ya. Kita tahu ada aktivitas pembakaran untuk arang, belum lagi keberadaan pemburu,” katanya.

Api yang muncul dari proses pembakaran untuk membuat arang itu, sepertinya tak disadari warga telah merembet ke dahan dan ranting kering hingga menyebabkan kebakaran. Sedang pemburu kerap kali membuang puntung rokok atau melakukan kegiatan lain, yang memunculkan api hingga tak terkendali, membakar hutan.

Baca Juga :   Pemkab Probolinggo Teguh, Berantas Peredaran Rokok Ilegal

Bakti mengakui masih kesulitan mendapatkan kejelasan, terkait luasan hutan ataupun lahan terbakar. Pihaknya untuk sementara ini, masih sebatas memberikan support logistik dan personil, karena perihal penanganan kebakaran, boleh dibilang masuk dalam kewenangan pihak Tahura.

“Kita sementara ini masih support. sambil memantau kalau-kalau ada pipa air yang rusak atau hal lain yang memang mengharuskan penanganan langsung dari BPBD,” pungkasnya. (ono/ono)