Juara Bertahan Bromo Marathon itu Ternyata Peternak Burung asal Singosari

2536
Tak ada trik khusus hingga Hadi menjadi jawara di kategori 42 KM Bromo Marathon 2018. Hanya saja, peternak burung ini harus urungkan niat ikut kategori 21 KM, setelah melihat ada dua atlet lari dari Kenya.

Laporan: Ardiana Putri

MURAH senyum, ramah dan rendah hati. Mungkin itu yang dapat mendeskripsikan seorang Hadi Firmansyah (32), asal Singosari, Malang. Ia merupakan peraih juara pertama kategori 42 KM pada event internasional Bromo Marathon 2018, yang diikuti sebanyak 1365 dari 31 negara.

Pria yang akrab disapa Hadi ini memang tak pernah sekalipun absen dalam Bromo Marathon yang diadakan di desa Ngadiwana Kecamatan Tosari ini. Malah ia merupakan juara bertahan sejak 2014 lalu.

Baca Juga :   Ini Barang-barang yang Diamankan di Lokasi Temuan Mrs X Tewas dengan Wajah Tersayat

“Tiap tahun ganjil seperti 2015 dan 2017 saya dapat juara 2. Yang tahun genap juara 1,” terang Hadi sumringah.

Siapa sangka, Hadi seorang peternak burung. Di sela-sela kesibukannya merawat burung, ia selalu menyempatkan untuk latihan lari setiap sore, dengan jarak antara 12 hingga 30 KM, di stadion Gajayana Malang.

Saat ditanya apa rahasianya, sehingga kuat berlari, ia mengaku tidak punya trik khusus. Hadi menjawab, hanya tidak makan gorengan dan makanan pedas.

“Tapi saya suka buah,” imbuhnya, saat stretching, setelah lari naik turun gunung.

Hadi mampu menempuh jarak 42 KM dengan waktu 3 jam 59 menit 31 detik. Meninggalkan peserta juara kedua, dengan waktu 20 menit.

Baca Juga :   Tangkap Maling, Intel Kodim Probolinggo Nyaris jadi Korban Amuk Massa

Pria ini sejak kecil memang memiliki hobi bermain sepak bola. Baginya, latihan fisik sudah bukan hal baru yang ia lakukan.

“Saya tertarik karena budaya di Tengger sangat keren. Jadi saya ikut event ini,” terang Hadi mengungkap alasan.

Pegunungan di kanan kiri sangat memanjakan mata. Udara segar yang terhirup, dikatakan Hadi, seakan menjadi pelepas penat para pelari yang tengah berkompetisi. Warga lokal juga sangat ramah membuat suasana semakin menyenangkan.

“Sebenarnya mau ikut yang 21 KM, tapi urung karena saya tahu ada 2 pelari asal Kenya yang ikut juga,” katanya sedikit membuka strategi rahasianya.

Bisa dikatakan, jika kali ini ia tak mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba lari kategori 42 KM. Tapi kemudian hal itu, menjadi tantangan dan pembuktian bagi diri Hadi.

Baca Juga :   2019, Pendapatan Retribusi Wisata Pasuruan Ditarget Capai Rp800 juta

Rute yang disiapkan panitia dalam gelaran Bromo Marathon 2018 ini memang lebih menantang dari tahun sebelumnya. “Jarak tanjakannya memang jauh-jauh jadi harus sabar. Siasatnya, ya harus pintar-pintar mengatur napas.” Begitu ia berbagi tips.

Hadi Firmansyah tak akan pernah bosan mengikuti ajang seperti ini. Hadiah yang didapatkannya juga akan ia persembahkan untuk kedua orangtuanya selain ditabung dan untuk kebutuhan sehari-hari. (*)