Pasuruan (wartabromo.com) – Nahdlatul Ulama’ (NU) Pasuruan raya menyoroti pembakaran bendera berisi kalimat tauhid oleh anggota Banser di Garut, Jawa Barat saat peringatan Hari Santri Nasional. Mereka menilai ada unsur provokasi dalam pengibaran bendera tersebut.
Wakil Rois PC NU Kabupaten Pasuruan, Habib Abu Bakar Hasan Assegaf, mengatakan, pihaknya sudah melakukan pantauan dan analisa pada peristiwa tersebut. Mereka menduga, ada unsur adu domba saat pengibaran bendera berisi kalimat tauhid itu.
“Kami menyatakan prihatin dengan kejadian pembakaran bendera Tauhid, HTI di Garut. Dan setelah kita analisa menurut pantauan dari kami-kami bahwa ini memang sengaja ada unsur provokasi, ada unsur adu domba secara sistematis yang sudah disiapkan,” jelasnya.
Dugaan tersebut karena pengibaran bendera tidak hanya dilakukan di Garut, namun juga beberapa daerah lain.
“Kebetulan yang rame di Garut, Banser di Garut terprovokasi melakukan pembakaran, lalu menjadi viral,” tambahnya.
Ia menyatakan dengan tegas bahwa Banser tidak anti kalimat tauhid, namun menolak politisasi kalimat tauhid. Saat ini umat islam di adu domba dengan adanya peristiwa tersebut.
“Yang kita tolak politisasi kalimat tauhid untuk jadikan sebagai alat politik, apalagi alat adu domba antar sesama umat Islam, antara satu ormas dengan ormas yang lain,” jelasnya.
Sementara itu, NU Pasuruan Raya meminta pihak berwenang segera mengusut tuntas kasus ini. Termasuk tujuaan pembawa bendera tersebut pada saat peringatan HSN 2018.
“Pertama, pembakaran itu salah, tidak bisa dibenarkan, harus menyampaikan permohonan maaf, yang semestinya memang tidak dibakar, namun diberikan ke pihak berwenang. Kedua pemilik bendera harus diusut, tujuan membawa bendera itu apa,” tegasnya.
NU Pasuruan raya meminta supaya warga tetap tenang dan tidak terprovokasi atas peristiwa ini. Warga diharap bisa sabar menunggu hasil pengusutan dari yang berwenang. (may/ono)