Pasuruan (wartabromo.com) – Akhir Oktober 2018, hasil produksi garam dari petambak garam sudah mencapai 17.218 ton. Catatan ini melampaui target dari yang ditetapkan tahun 2018 sebesar 15.250 ton garam.
Slamet Nurhandoyo, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan mengatakan, musim kemarau atau musim garam tahun ini cukup banyak memberikan dampak positif. Ini lantaran kendati belum memasuki musim hujan, realisasi produksi garam sudah cukup tinggi.
“Untuk bulan November ini prediksi memang sudah mulai masuk musim hujan. Namun, selama di Kabupaten Pasuruan belum hujan, petambak garam tetap produksi garam terus,” kata Slamet saat dihubungi via telepon, Selasa (20/11/2018).
Ditambahkannya, dari jumlah garam yang mencapai 17.218 ton, diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah. Bahkan jika musim hujan baru turun pertengahan atau akhir bulan November ini, besar kemungkinan, produksi garam bisa mencapai 19 ribu ton.
“Meskipun BMKG sudah memprakirakan kalau hujan akan datang pada pertengahan atau akhir bulan ini. Kita optimis, produksi garam akan terus meningkat,” imbuh Slamet.
Bila dibandingkan tahun lalu, hasil produksi garam di tahun ini terbilang maksimal. Tahun 2017 lalu hasil produksi garam mencapai 14.515 Ton dengan masa durasi panen garam kurang lebih 5 bulan. Sedangkan di tahun ini kemarau justru lebih panjang, bahkan suhu udara panasnya bisa mencapai 35 derajat dan kering.
Dengan masa durasi produksi garam yang mencapai 6 bulan lebih, maka tak memungkinkan hasil garam bisa mencapai lebih tinggi lagi.
Hanya saja, meski produksi garam melimpah, untuk harga masih cukup stabil di angka Rp 1000 perkilogramnya.
“Sudah cukup bagus karena tidak sampai anjlok hingga Rp 300-Rp 400 perkilogramnya, seperti tahun tahun sebelumnya,” pungkasnya. (mil/ono)