Baca Istighfar, 9 PSK ini Nangis Sesenggukan

2557

Probolinggo (wartabromo.com) – Sembilan pekerja seks komersial (PSK) menangis tersedu-sedu saat membaca kalimat istighfar di kantor Satpol PP Kabupaten Probolinggo, Selasa (5/2/2019). Mereka diamankan bersama mucikari dan pelanggan di warung remang-remang di Kecamatan Besuk.

Begitu diamankan dari warung di Desa Sindetlami dan Desa Klampokan, Kecamatan Besuk, mereka langsung mendapat pembinaan. Dengan dipimpin salah satu personil Pol PP, para PSK ini dituntun untuk membaca istighfar.

Astaughfirullah, Astaughfirullah, Astaughfirullah, meluncur dari bibir para PSK dengan pelan. Lambat laun kalimat taubat dan permohonan ampun itu, bercampur dengan isak tangis.

Metode pembinaan ini, baru pertama kali dipakai oleh Satpol PP selama mengamankan para PSK dan mucikari. Pembinaan model lama dianggap tidak efektif dalam menyembuhkan penyakit masyarakat ini. “Ya biar ada perasaan bersalah dan sadar. Karena kalau cuma pembinaan-pembinaan yang tidak diiringi oleh pembinaan agama susah,” kata Kasi Operasi dan Pengendalian (Opdal) Dinas Satpol PP setempat, Mashudi.

Baca Juga :   Razia Ramadhan, Puluhan Botol Miras Disembunyikan di Tong Sampah Dipatok Tim Cobra

Ke 9 PSK itu, SH (35), AA (27), AH (35), NS (34), AI (30), SF (32), dan UK (37) yang merupakan warga Kabupaten Probolinggo. Sementara 2 lainnya berasal dari Kabupaten Situbondo, yakni AN (31) dan NH (23). Tarifnya bervariasi antara Rp100 ribu hingga Rp150 ribu dalam sekali transaksi.

Satu hidung belang yang diamankan adalah HH asal Besuki, Situbondo. Pria ini sempat mengajak duel anggota Satpol PP saat diamankan. Sementara 2 mucikari yang dibawa adalah Samsul, mucikari di Desa Sindetlami, dan Anwari, mucikari di Desa Klampokan. “Untuk para mucikari ini, setelah kami lakukan pembinaan maka akan diserahkan ke Polres Probolinggo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum,” ujar Mashudi.

Baca Juga :   Topo Bisu Untuk NKRI

Kesembilan PSK itu, akan menjalani tes kesehatan pada esok hari. Ini karena petugas khawatir ada yang mengendap penyakit HIV/AIDS. Setelah itu, akan dilimpahkan ke Dinas Sosial untuk mendapat pembinaan lebih lanjut.

“Apakah nanti dikirim ke Kediri atau tidak, ya terserah dinas sosial nantinya,” tandasnya.

Sementara itu, salah satu PSK dengan inisial UK, mengaku terketuk hatinya saat membawakan kalimat istighfar. Ia menangis karena merasa hatinya sangat kotor. “Lega mas, ya inginnya berhenti setelah ini, tidak bekerja lagi,” kata wanita yang mengaku sudah 15 tahun menjadi PSK tersebut.

Sayangnya, dalam razia pekat itu, petugas tidak berani menutup warung remang-remang tersebut. Padahal lokasinya selalu sama dan sudah sering dirazia oleh petugas. (cho/saw)